"Hm? Kamu belum tidur?" Tanya Jeno.
Renjun yang sedang duduk pun tersenyum. "Belum.. Belum ngantuk."
"Sudah makan?"
Renjun mengangguk. "Nono kan belum makan."
"Ya... Nanti aku makan. Disini dingin."
Ya, renjun sedang duduk di halaman samping rumah mereka. Sendirian. Jeno menyelimuti renjun dengan selimut yang ia bawa.
Dia duduk di samping renjun. Tapi renjun malah ikut menyelimuti bahu Jeno. Dan bersandar di sana.
"Nono sendirian."
"Harusnya njun bisa.. Nemenin nono."
"Harusnya injun ngerti.. Maaf no."
Jeno tersenyum. "Aku bisa mengerti. Tidak apa apa. Asalkan kamu selamat dan bahagia, aku bisa menerimanya."
"Injun sayang sama nono. Injun cuma khawatir injun kurang. Nono selalu baik sama injun. Tapi injun ga pernah kasih sesuatu ke nono. Injun ga punya uang, ga punya apa apa selain nono."
"Kamu tidak pernah kurang. Jangan pikirkan omongan orang lain. Ini hubungan kita, bukan mereka. Selama kita tidak melakukan hal yang salah, kamu tidak perlu merasa takut. Kamu tau.. Tadi aku mendapat berita."
Renjun menatap Jeno yang bertindak memegang tangannya. "Ada banyak yang berpihak pada kita. Beberapa orang penting juga mau kita lebih tegas pada orang yang jahat padamu. Bagaimana hm?"
Jeno mencium tangan renjun cukup lama. "Injun ga tau.. Terserah nono aja. Injun percaya kok sama nono."
"Aku tau kamu akan mengatakan itu. Itulah yang membuatku makin menyukaimu."
*
*
*
*
*"Well, my love feels sad because of your words, Moai... What should I do with you?"
"Aku mau dia tersiksa. Sama seperti cintaku yang tersiksa saat dia membaca hal itu."
"Baik, tuan."
*
*
*
*
*Jeno pulang, menghela nafas lelah karena tambahan 'pekerjaan' yang mendadak. Menghirup bau masakan yang sangat enak.
"Injun ah?"
"Hm? Nono??" Renjun membalikkan tubuhnya.
"Nono udah pulang!!!"
Ini sungguh larut malam. Tapi kenapa renjun malah memasak?
"Kamu ga capek hm? Ini udah malem ya." Jeno mendekat.
"Engga. Injun mau kasih kejutan. Tapi makanannya belum jadi.."
"Aku suka.. Aku sangat menyukai masakanmu. Tapi aku tidak suka kamu memasak larut malam untukku. Aku yakin kamu kelelahan hari ini."
.....
Jeno memeluk renjun yang terdiam sedih. "Aku terlihat marah ya?"
"Maaf.."
"Tidak. Lupakan saja ucapan ku. Ayo kita makan.. Ne?"
"Masak apa kamu sayang?" Tanya Jeno. Masih berusaha membuat renjun kembali ceria.
"Masak... Daging..."
Mereka makan malam di malam yang cukup larut. "Nono, tadi echan kesini sebentar. Tapi cuma kasih dus. Buat nono katanya."
"Hah?" Jeno mengerutkan keningnya.
"Perasaan dia udah ga uji coba bahan kimia lagi kan ya? Aku juga ga pesen." Gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NoRen: You
Romance*END** Noren story! Renjun tinggal di tempat penampungan sendirian, maksudnya tidak punya teman. Penampungan manusia. Kabur. Kabur dari tempat itu membuatnya terkena masalah yang lebih besar lagi. Sampai dia berharap untuk tidak dilahirkan. Masa...