30. Dominan

2.4K 109 15
                                    


Harga dirinya jatuh di hadapan submissive tercantik di seluruh dunianya. Bagaimana bisa itu terjadi?

Sampai keesokan harinya Jeno masih tetap diam. Dan Renjun tidak masalah dengan itu. Dia hanya penasaran. Kenapa harus Jeno? Apa tidak bisa gantian agar adil?

"Annyeong!!!!" Haechan datang memeluk Renjun.

"Haii baby..." Renjun menyapa calon anak Haechan yang tumbuh dengan baik.

Mark ikut memeluk Renjun. Lalu duduk di samping Jeno. "Iya Jen aku baik baik kabarnya. Thank you for asking."

"Iya kita juga mau makan disini rencananya." Lanjut mark.

"Hm.. Kebetulan juga aku dari toko. Jadi habis beli makan. Iya makannya disini. Kalo ga mau ga papa jen."

"Sst." Jeno menyuruh kakaknya diam. "Hyung..."

"Hm. Akhirnya nyawamu kembali ke bumi huh?"

"Hyung.. Renjun bilang dia mau jadi dominan ku."

"HAH?!"

*
*
*
*
*

"Baby! Jahat kamu. Kamu diem aja kenapa sih?!" Haechan meminum airnya dengan tenang.

"Makeu Hyung marah sama injun ya?"

"Ekhem." Mark mengernyit lalu meminum air putih di depannya.

"Tidak. Aku hanya- pfft." Jeno menatap kakaknya dengan perasaan terkhianati.

"Hyung mentertawakanku?" Tanya Jeno pelan.

"Tidak, tidak. Tidak Jeno.... Aku hanya membayangkan itu- ekhem. Ekhem." Mark menyentuh tenggorokannya. Berusaha menahan tawa akibat otak sialan yang membayangkan adegan Jeno menjadi submissive.

"Hem..." Jeno kembali meminum air.

"Nono marah ke injun gara gara itu?"

Haechan menoleh. "Gara gara apa?"

"Kemaren injun bilang mau gantian sama Jeno. Kalo nono masukin punya nono ke injun, injun juga boleh kaya gitu dong?"

Haechan menelan ludahnya, menggeser tatapannya ke Jeno dan Mark. "Hyung setelah baby lahir apa aku boleh menjadi dominan mu?"

"Fuck." Kata dua orang itu bersamaan.

*
*
*
*
*

"NONO!!!" Renjun berlari memeluk Jeno setelah Jeno pulang.

Ada urusan sebentar di kantornya. "Hey babyy... Aku sangat merindukanmu." Jeno menggendong Renjun. "Ih cuma sebentar juga. Ga sampe setengah jam."

"Menurutku aku wajar jika merindukanmu." Jeno menatap istrinya.

Dia masih tidak percaya. "Nono kenapa diem aja?"

Dominan itu hanya tersenyum. "Cantik."

"Nono yakin ga mau unboxing injun?"

"Itu bahasanya Haechan. Kamu tau artinya unboxing?"

"Tau." Renjun mengangguk. Jeno membawa mereka berdua ke kamar. "Unboxing itu buka sesuatu. Injun nonton yutubir yang namanya Kun Ganteng Yang2 Punya. Dia lagi unboxing helikopter baru dateng. Keren kan no?"

"Ya kalo kamu mau, aku beliin." Mereka sudah masuk kamar, Jeno menutup pintu.

"Ga mau. Helikopter kegedean."

Jeno menaruh renjun di ranjang tanpa melepas pelukannya. Wajah Renjun sangat mulus. Seperti bayi yang baru dilahirkan ke dunia ini. Sama seperti hatinya yang seperti malaikat.

NoRen: YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang