6. Kesempurnaan

3.3K 281 9
                                    


Mereka tentu sudah dilaporkan. Meminta maaf sambil menangis di hadapannya.

Cih.

Jeno melihat jam. Renjun belum makan. Dia juga harus minta maaf. Membuka pintu, Jeno mendapati Renjun sedang mandi.

Dia menunggu.

Renjun sangat rapuh. Dia tidak seharusnya marah tadi kan? Dia seharusnya melindungi Renjun.

Tapi tadi anak itu membuatnya khawatir setengah mati.

Bayangkan saja. Dia bangun, memanggil Renjun dan dia tak ada disana. Orang orang memberitahu nya Renjun pergi keluar.

Mendengar suara ombak, Jeno langsung tau Renjun nya kesana.

Renjun selesai mandi. Bahkan tidak menyadari ada Jeno disana. Memakai pakaian dengan santainya.

Pemandangan gratis? Tak masalah.

Jeno, fokus. Ini masalah serius. Sangat seksi- sangat serius maksudnya.

"Akh!"

Jeno tersadar dari sana. Menarik tangan Renjun duduk di pangkuannya. "Matamu tak seindah itu lagi. Berhenti lah menangis. Maafkan aku."

Renjun menatap Jeno. "Aku- aku yang minta maaf.. Seharusnya aku memberitahumu dulu...."

"Tidak apa apa. Tapi itu benar. Aku takut kehilanganmu lagi."

"Jen.. Boleh aku bertanya?"

"Kenapa?"

Renjun menunduk. "Apa- kamu benar benar mencintaiku?"

Jeno mengangguk. "Aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu. Jangan takut. Kita akan belajar hidup berdampingan. Aku akan memahamimu. Kamu akan memahamiku."

Benar, jangan takut..

Renjun mengangguk. "Jadi bagaimana menurutmu?"

Belum seminggu dan Renjun sudah jatuh pada Jeno. "Maaf, jen.. Aku tidak sempurna. Aku- maafkan aku jika aku mengecewakan mu."

"Aku juga tidak sempurna, ren. Dan hanya keluargaku yang tau apa ketidak sempurnaan ku. Ditambah dirimu. Kamu akan mengatahuinya. Di luar aku terlihat sangat yakin ya?"

"Sebenarnya aku takut. Aku takut aku telah melukai perasaanmu. Aku takut ada orang lain yang menghancurkan perasaanmu. Aku akan marah pada diriku sendiri jika aku benar melakukan itu."

"Yakk.... Kamu menangis lagi, ren??"

Renjun balas memeluk Jeno erat. Meletakkan kepalanya di atas pundak Jeno. "Hmm? Berhenti menangis. Aku mau mengajakmu makan malam tadi."

Jeno melepas pelukan Renjun, menghapus air matanya. Lalu mengecup bibirnya sekilas. "Terima kasih sudah memercayai ku, Renjun. Aku tidak akan mengecewakan mu."

*
*
*
*
*

"Berapa umurmu sekarang?"

Renjun memajukan bibirnya. "Aku sudah legal, jen. Bahkan usiaku mungkin lebih tua darimu."

"Hm benarkah? Aku 23."

"Nahhh kan! Aku 24." Ucap Renjun bangga dan meminum minuman keras itu.

Jeno menatapnya tak yakin. Anak kecil ini 24 tahun? Jeno kira masih 18.

Bahkan pakai baju tk aja masih cocok itu Renjun.

"Uhuk. Uhuk."

Jeno mengambil gelas air putih, menyodorkannya ke Renjun. Tapi anak itu menolak. Malah meminum segelas lagi.

NoRen: YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang