24. Cari

927 88 2
                                    

"Renjun AWAS!"

Tarikan Jeno di tangannya membuat jantung si rubah cantik berdetak sangat kencang. Dia hampir menyapa malaikat maut.

"Apa kamu baik baik saja?" Jeno mengusap wajahnya yang kotor karena debu.

"I-injun baik baik saja..."

"Huh... Syukurlah. Lain kali jangan jauh jauh dariku ya njun.."

Renjun mengangguk, masih ketakutan. Tubuhnya melemas. "Maaf no.."

"Tidak, tidak apa apa. Kita sudah mencari sejak lama. Sekarang juga sudah mulai malam. Kamu belum makan siang kan? Kita makan dulu, ara?"

Mengangguki ucapan Jeno, dua orang itu berjalan ke mobil mereka. Mencari tempat makan terdekat.

Jeno juga sudah menghubungi mark. Ini masalah biasa yang membesar karena hormon kehamilan Haechan. Jeno, pemuda itu juga yakin usianya sudah lebih dari 8 minggu.

*
*
*
*
*

Hari ini..

Haechan masih juga tak pulang. Mark sungguh risau. Dia memutuskan pergi dari petang, mencarinya ke segala tempat.

Melacak?
Tidak. Haechan membuang hpnya di tempat sampah rumah tetangga mereka.

Melacak mobil?
Ya, itu tujuan mark sekarang.

Agak jauh.

"Drrrt."

"Halo."

"...."

"Aku mencari Haechan."

"...."

"Tidak, tidak perlu. Aku akan mencarinya sendiri. Terima kasih jen."

"...."

"Tidak. Istirahat saja. Tidak perlu mencariku."

Mark mematikan telepon dari adiknya. Fokus. Harus ketemu.

Walau ini melelahkan, tapi mark yakin masalah masalah seperti ini akan membuat hubungan mereka makin erat.

"Oh... Haechan.."

Berkilo kilo meter sudah mark lalui. Dia berhenti, mengernyit begitu melihat seseorang di pinggir jalan sendirian.

Dia reflek melihat ke langit malam ketika suara hujan terdengar. Mark keluar dari mobil membawa payung, "Ah, maaf.. Apa anda baik baik saja?"

Orang itu menggeleng. "Haechan?"

Tatapan mereka bertemu. "Makeu hyung..." Katanya lirih.

Mark langsung jongkok, memeluk haechan yang dari kemarin menghilang.

"Haechanie... Kamu baik baik saja?" Bisik mark.

"Hyung... Hiks. aku menghilangkan mobilmu-" Katanya dengan suara sangat pelan.

"Aku menanyakan kabarmu." Mark mengusap air mata yang jatuh, hujan turun makin deras.

Dingin, haechan tentu kedinginan. "hyung mianhae.."

"Kita masuk mobil sekarang, ne? Kita pulang.. Kita pulang."

*
*
*
*
*

"Hyung..-"

"Hm? Sudah selesai mandi? Makan lah."

Haechan berjalan ke meja makan lalu duduk. Menatap makanan yang ada di depannya, dia sangat sangat lapar. Tapi juga merasa sangat bersalah pada suaminya.

NoRen: YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang