16. Dibawa Pergi

1.3K 126 4
                                    

"SHIT!"

"Tuan, ada dua bis di tikungan kedua."

"Aku butuh mobil itu secepatnya." Balas Jeno singkat dengan marah.

"Baik, tuan."

Flashback on.

"Injun!" Jeno menarik tangan si rubah saat anak itu melangkah terlalu jauh ke jalan raya.

Lalu menggeleng bagai ayah yang hampir lalai menjaga putra kecilnya. "Maaf no.."

Jadi hari ini Renjun diijinkan untuk pergi ke kantor Jeno. Renjun sangat bersemangat.

Mereka berangkat naik mobil. Agak was was juga Jeno. Begitu sampai Renjun bergumam kagum karena mereka parkir di tempat parkir khusus petinggi kantor. Jadi sepi. Sangat sepi malah.

Tapi mobil yang disana berbentuk sangat bagus. Hingga Renjun menurut saja ketika Jeno menariknya keluar dari mobil. Melangkah menuju lift tanpa melepas gandengan tangan.

"Box.." Bisik Renjun untuk dirinya sendiri.

"Ini lift. Kita akan naik ke-"

"Nono!" Renjun memeluk lengan Jeno. Jantungnya hampir copot tadi barusan. Mereka... Naik ya.?

Jeno tersenyum. "Tidak apa apa. Kita sedang naik ke kantorku."

Di pikiran si cantik sekarang adalah sebuah kotak yang membawanya naik ke atas. Jaman ini sudah berubah.

Begitu sampai pun Renjun juga terkejut hingga membenamkan wajahnya dibalik lengan dominan nya. Jeno mengusak rambut Renjun, melangkah keluar dari lift.

Renjun kembali bergumam kagum dengan kantor Jeno. Jadi yang mana kantornya?

"Kantor nono besar ya?" Jeno mengangguk sebagai jawaban. "Jadi nanti injun ga boleh kemana mana biar ga hilang. Ya?"

Renjun merapatkan tubuh mungilnya ke Jeno saat ada banyak orang melewati mereka lalu menunduk.

"Mereka dilarang keras untuk mencari tau tentang kehidupan pribadiku. Tidak apa apa." Ucap Jeno menenangkan.

Sudah banyak pekerja yang dipecat karena mereka tidak profesional. Jika bekerja di perusahaan Jeno, artinya mereka harus taat pada aturan yang dibuatnya.

Mereka masuk ke ruangan Jeno yang besar. "Selamat siang, tuan Lee." Sapa sekretaris nya. Wanita.

"Ada beberapa rapat yang menunggu anda saat ini. Anda akan rapat di restoran D'pelataran sampai pukul 2 sore. Kemudian-"

2 sore?! Dari jam 11 - 2?!

"Anda akan rapat mengenai project kita yang tiba tiba menurun sahamnya di sini."

"Terima kasih."

Jeno memberikan Renjun sebuah HP. Di sana hanya ada 3 nomor yaitu nomornya, mark hyung, dan haechan.

"Pakai ini. Kamu akan sangat sangat bosan. Aku juga kadang merasa bosan disini."

Renjun gelagapan. Dikasih HP! "Tidak apa apa, pakai saja. Jeno duduk di sofa, mendudukkan si mungil di pangkuannya. " Aku punya waktu 5 menit sebelum berangkat."

"Hng? Tapi sekarang baru setengah 11."

"Jarak dari sini ke sana jauh. Aku harus datang tepat waktu. Hm... 4 menit."

Renjun menatap Jeno bingung. Lalu dia harus apa? Menjawab Renjun, Jeno menarik pinggangnya dan melumat bibirnya lembut. Menahan tengkuk submissive nya agar ciuman mereka makin dalam. 4 menit lebih bagi Huang Renjun sudah cukup untuk membuatnya kehabisan nafas.

NoRen: YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang