7. Touch

3.3K 246 13
                                    


"No- aaghh.. Apa- ahhh.."

"Sayang, ini namanya ereksi. Apa kamu belum pernah merasakannya?"

Renjun menahan tangan Jeno yang menggerakkan miliknya. "Sssst. Kamu diam."

Renjun menggeleng saat merasakan sesuatu yang aneh di perutnya. Dia merasa ingin pipis. "No-hhh njun mau pipisss.."

Jeno tertawa pelan menganggap Renjun sungguh polos dan ternodai olehnya. Lelaki itu menjilat cairan Renjun tanpa jijik. Dia mengambil pertama kalinya Renjun. Itu membahagiakan.

"Itu hadiah dari Jeno untuk Injun. Selamat ulang tahun, njun."

*
*
*
*
*

"Injun gambar apa hm?"

"Kupu kupuuuu." Katanya sambil menunjukkan gambar.

"Kenapa beda warna sayapnya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa beda warna sayapnya?"

"Hngg.. Ini punya cerita sendiri tau, no. Injun kan udah pernah ceritaaaa!"

"Sssst. Jangan teriak teriak, njun. Suara kamu dijaga."

"Dijaga kenapa?"

"Biar injun bisa nyanyiin Jeno lagi. Injun juga belum pernah cerita soal kupu kupu nya."

"Iihhhhh pernahhh waktu itu!!!"

"Dimana?"

"Di... Oiyaa di mimpi!! Injun cerita di mimpi..."

Jeno tertawa pelan, mengusak rambut Renjun saat anak itu mulai menceritakan semuanya dengan semangat. Menggemaskan.

"Injun mau ikut Jeno?"

"Hm? Kemana jen?"

"Ada pertemuan. Kalo injun ga ikut Jeno, nanti Jeno disuruh pergi sama perempuan. Injun mau?" Renjun menggeleng. Tapi masih menyelesaikan gambarnya.

"Injun pakai baju apa, no?"

"Ayo ke kamar sama jen. Nanti Jeno kasih tau." Ya... Renjun merentangkan tangannya dan digendong Jeno.

Mereka berangkat setelah siap siap (setelah Jeno bermain sebentar) naik mobil.

Jeno dan Renjun terlihat sangat tampan. Terutama Renjun. Dia sangat menonjol dan bisa menarik perhatian siapa saja.

"Waaaah... Ramai sekali.."

Jeno menoleh, tersenyum untuk Renjun nya, lalu menarik tangan renjun mendekat. "Ya.. Itu sebabnya injun tidak boleh jauh jauh dari Jeno."

Lelaki itu melunturkan senyumannya dari sana. Masuk, berkeliling, Renjun minta agar Jeno meninggalkannya di meja berisi makanan manis. Awalnya Jeno menolak, tapi dia orang penting. Banyak yang menunggunya.

"Hai."

Renjun balas tersenyum. "Ah.. Aku ingin sepertimu. Makan banyak tapi tidak berefek sama sekali." Renjun diam. Dia tidak tau harus bicara apa. Terima kasih?

NoRen: YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang