"Hey babe... Injun tidak mau bangun dulu?""Iya iya ji. Iya tau ah. Dikiramu papa ga kangen mommy mu apa."
Mendengar keributan khas pagi harinya itu, Renjun membuka mata. Langsung meraih badan mungil Jisung lalu dia peluk. "Jiji... Lapar ya?"
"Injunnn ahh. Sekarang kamu selalu memeluk Jisung tiap hari. Kamu melupakanku? Aku suamimu tau."
Renjun membuka kelopak matanya. "Jen, Jeno kan udah semaleman peluk injun. Jiji kan juga butuh pelukannn dari mommy nya..."
"Haduhhh iya iya. Malah jadi sesi khotbah." Jeno menggendong Jisung lalu ditaruh di sisi ranjang satunya sementara dia memeluk Renjun bahagia. "Ehhhh Jeno!! Nanti anak kita jatoh!"
"Dia kan Superman sayang... Dia bisa terbang."
Pelukan Jeno makin mengerat. Renjun benar benar takut Jisung akan jatuh, dengan cepat dia mencium bibir Jeno lalu pergi mengamankan anaknya. Jeno memang suka seperti itu. Mirip anak kecil saja.
"HUWA."
Mereka bertiga sama sama terkejut. Kenapa ada suara Chenle disini?
"Waduh. Jangan sampe dot nya jiji mau dicemilin lagi sama si ikan lele." Jeno bangkit, mengecek keadaan di lantai bawah.
"EYYY BRADER!" Teriakan mark menggema. Dia di sofa dengan santai, sementara haechan makan coklat yang ada di kulkas, membiarkan anaknya berlari kesana kemari di rumah orang jam 7.26 pagi.
"Aduhhhhh. Hyung! Punya anak diurusin bisa ga?!"
"Heh! Nape lo treak treak ke suami gue?!" Haechan mendekat. Menatap Jeno marah lalu berbeda tatapan ketika di Renjun. "Haiiiiiiiii injunn."
"Echan gasik banget. Kirain mau nanti siang."
"Lele udah kangen jiji." Balas Haechan datar.
"Hahh? Emang ada apaaaaaa?"
Mark melongokkan kepalanya. "Nah kan by. Aku udah bilang Jeno bakalan lupa. Mana sinih bibirnya. Aku menang."
"Ishhh curang."
"JIJIIII! HAhAaHA."
Memejamkan mata Jeno dan Renjun. Jeno mengambil Jisung, lalu menurunkannya ke karpet. Main berdua dengan Chenle. Sementara Haechan seenak jidatnya berciuman dengan Mark di sofa.
"Ini anak anjing. Contoh, contoh contoh."
"Lepasin diri lo dari sofa gue nggak!?"
*
*
*
*
*Rencananya adalah hari ini mereka mengajak Chenle dan Jisung jalan jalan.
"Hnggg... Makeu hyungg..."
"Hmm. Kenapa sayang?"
"Mauu ituuuuu." Haechan menunjuk ayunan. "Ya udah sana. Lele jagain ya." Haechan tersenyum senang langsung membawa anaknya ke ayunan.
Beginilah. Jika di luar rumah, keluarga Mark akan menjadi malaikat. "Mommyy."
"Kenapa jijii?" Tanya renjun lembut. "Daddy.."
"Kenapaaaa hmmm? Manggil manggil daritadi." Jeno mencubit pipi gembil putranya.
"Huwaaaaa hyunggg." Mark segera menoleh ke arah keluarganya. Chenle diatas ayunan sambil memiringkan kepalanya sementara ibunya ada di tanah dengan celana kotor. Sepertinya baru terpeleset.
Mengundang tatapan orang orang, mark tidak menyukainya. Haechan hanya miliknya. Tidak ada yang boleh menjadikan Haechan tontonan kecuali dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
NoRen: You
Romance*END** Noren story! Renjun tinggal di tempat penampungan sendirian, maksudnya tidak punya teman. Penampungan manusia. Kabur. Kabur dari tempat itu membuatnya terkena masalah yang lebih besar lagi. Sampai dia berharap untuk tidak dilahirkan. Masa...