Sorry For Typo
.
.
Selamat membaca.
.
.(Terima kasih untuk dua adik tersayang ku. Thanks Dynaa_ifa for pembatas bagiannya -gk2 bosen2 ngucapin deh--
Thanks NagiNear for poster nya --yee, ganti poster lagi--)"Kau puas sekarang?"
Jungkook mengalihkan netranya pada Yoongi, dua pasang netra itu beradu, dengan sorot berbeda. Yoongi dengan kekesalan, sedangkan Jungkook kesal bercampur bingung. Suasana kamar kini sungguh tak nyaman, hanya kesunyian melanda setelah Jaesuk pergi. Sampai Yoongi buka suara memecah keheningan.
"Apa maksud mu?"
"Kau membuatnya tidak nyaman bersekolah di sini." Yoongi tak melepaskan netranya dari Jungkook yang masih berdiri di tempat yang sama, gurat kekesalan terlihat jelas menghiasi wajah rupawan seorang Min Yoongi.
"Itu juga berlaku untuk mu, Jimin."
Kini atensi yoongi beralih pada Jimin, kesadaran pemuda pemilik eyes smile belum kembali sepenuhnya masih berusaha membaca stuasi dan mencerna ucapan teman yang duduk di tempat tidur di sebelah tempat tidurnya.
"Kalian pikir, aku, Hoseok, Jin, Namjoon dan Natsu tidak tahu apa yang kalian pikirkan? Kami semua juga memiliki kemampuan bernama pembaca pikiran, bukan hanya kalian" atensi Yoongi kembali beralih pada Jungkook
"Sudahlah Yoongi, jangan bertele-tele. Langsung saja ke intinya" Terlihat jelas jika urat-urat emosi menghiasi wajah tampan Jungkook, menghilangkan wajah bersahabatnya.
"Hanya karena dia memiliki wajah mirip Taehyung, kalian mendesaknya menjadi Taehyung. Apa kalian tidak berpikir itu sangat keterlaluan?"
Jungkook dan Jimin tidak mampu menjawab perkataan Yoongi. Apa sikap mereka berlebihan?
Tetap saja, dua pemuda itu teguh pada pendirian mereka. Alasannya cukup kuat, bukan hanya pada kemiripan wajah saja.
"Yoongi benar." Semua netra dalam kamar teralih pada Namjoon yang berjalan masuk
" Kami mendengar semua keributan tadi." Lanjutnya dan mendudukkan diri di tepi tempat tidur Natsu.
Namjoon tidak datang seorang diri, ada Jin dan Hoseok. Jin memilih duduk di samping Namjoon, sedangkan Hoseok memilih berdiri di ambang pintu.
"Dia sangat kacau ke luar dari sini. Aku tidak yakin dengan apa yang ku lihat, sepertinya dia menangis."
Jin masih mengingat jelas saat Jaesuk ke luar kamar, dia bersandar pada dinding dan mengusak rambut kasar. Ada kilauan bening yang di tangkap netra Jin mengalir di pipi Jaesuk.
"Golongan mu?! Bukankah itu terdengar kasar?! Apa kau sekarang termasuk orang-orang yang membedakan golongan dan status?!"
Hoseok buka suara, menatap dua teman yang dulu bisa di katakan mereka sangat dekat, sekarang semua itu hanya tinggal kenangan. Pertemanan mereka kian hari semakin renggang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tower Magic Of Shadow (Sequel)
Fantasy--Menara Bayangan. Saat perang besar usai di tubuh Menara Bayangan. Ketika angin berhenti bertiup dan cahaya yang menyilaukan kembali redup. Yang mereka dapatkan, seseorang hilang ditengah Circle Magic. Orang itu mengorbankan dirinya untuk melindun...