Chptr 24: Luka Tak Kasat Mata.

326 58 14
                                    

Sorry For Typo

.
.
Selamat membaca.
.
.

Langit sore memayungi Menara Bayangan begitu cerah, terlihat biru jernih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit sore memayungi Menara Bayangan begitu cerah, terlihat biru jernih. Sangat berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan seorang Lee Jaesuk kini.

Berdiri di tengah lapangan seorang diri, di saat murid-murid lain mengikuti kelas Klan. Cukup lama Jaesuk berdiri di sana, helaan nafas berat, tangan kiri masuk ke saku celana, sementara tangan kanan terbalut perban di biarkan tergantung begitu saja dan kaki menendang asal debu di tanah.

Dialihkan atensi pada Circle Magic, tak berselang lama netra itu langsung di alihkan kembali seakan menghindari suatu yang berada di sana, berjalan meninggalkan tempat itu dengan perasaan campur aduk.

Sedih, marah, kecewa, sesak berkumpul jadi satu memenuhi hati.

Sedih melihat kedua orang tuanya terluka dan tak bahagia.

Kecewa melihat putus asanya Daehyun serta betapa gagalnya Daehyun mengenali putranya sendiri.

Marah pada diri sendiri, kenapa ia tidak bisa mengingat kenangan indah yang pernah dilalui. Baik itu dengan teman-temannya atau dengan kedua orang tuanya.

Sesak, semua kenangan yang datang bagai potongan puzzel penuh kesedihan dan luka.

Sebagaimana Jungkook, Jimin, Yoongi, Hoseok, Jin, Namjoon dan Natsu kembali bernostalgia dengan kenangan mereka bersama Taehyung, kenangan itu juga datang pada Jaesuk, hanya saja saat kenangan itu diputar di kepala Jaesuk menimbulkan sakit luar biasa.

Jaesuk tidak dapat lagi membantah atau lari dari kenyataan kalau dirinya bukan Kim Taehyung.

Untuk ke sekian kali hela nafas berat terus mengalun dari Jaesuk, sepanjang jalan dengan langkah lunglai, kembali mencoba berkompromi dengan keadaan.

Di saat Jaesuk berusaha menenangkan diri, langkahnya harus terhenti oleh hadangan Jungkook dan Jimin.

Untuk saat ini Jaesuk hanya ingin menyendiri menjernihkan pikiran, sepertinya Jungkook tidak bisa di ajak bekerja sama.

Jungkook mencengkeram tangan kanan Jaesuk saat melewatinya begitu saja.

Ringis kesakitan tergambar di wajah Jaesuk, berbalik menatap Jungkook "Biarkan aku sendiri." Bukannya melepaskan, genggaman Jungkook bertambah kuat.

"Lepas!" Jungkook tidak menggubris permintaan itu.

Jaesuk menyentak tangannya dari genggaman Jungkook, hasilnya nihil genggaman itu semakin kuat mencengkeram.

"Ku bilang lepaskan!" bahkan bentakan Jaesuk tidak di hiraukan Jungkook, begitu pun dengan Jimin hanya menonton.

"Jawab aku, apa kau Kim Taehyung?"

The Tower Magic Of Shadow (Sequel) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang