--Menara Bayangan.
Saat perang besar usai di tubuh Menara Bayangan. Ketika angin berhenti bertiup dan cahaya yang menyilaukan kembali redup. Yang mereka dapatkan, seseorang hilang ditengah Circle Magic. Orang itu mengorbankan dirinya untuk melindun...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Last Chpter Jimin menyeringai melihat petirnya terus berhasil di redam oleh Dongwoo. “Sudah aku katakan, aku benci menerima kenyataan terlahir sebagai anak mu.” Jimin melempar asal pedang di tangannya.
Jimin mengambil kuda-kuda, mengangkat kedua tangan ke udara hingga dada, pola lambang kekuatan semula terukir tak jelas di bawah lambang elements Halilintar/petir, kini mulai terukir jelas-- mengeluarkan cahaya coklat tembaga.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jimin mendorong tangannya ke depan dalam sekali entakkan, di saat bersamaan bongkahan dinding dari tanah tercipta, terdorong menuju Dongwoo. Tubuh Dongwoo terus didorong ke belakang sampai bertemu dinding Arena Pertarungan. Dinding tanah itu semakin kuat menjepit tubuh Dongwoo, laki-laki itu bukan tidak mencoba menghancurkan dinding tanah tersebut, namun Energinya terus terkuras.
Ya, Lambang terukir di bawah lambang Elements Halilintar di tangan Jimin adalah lambang Elements Tanah. Jimin merasakan keanehan pada tubuhnya yang bisa menyerap Energi tanah satu tahun lalu, setelah perang usai. Itu sebabnya Jimin tidak bisa membantah fakta ketika Dongwoo mengaku sebagai ayahnya. Seorang ayah yang terlibat dalam konspirasi mengerikan itu.
Pasrah! Hanya itu yang bisa dilakukan Dongwoo jika memang seperti ini akhirnya.
Satu tangan menahan dinding tanah, satu tangan lagi menciptakan pedang baru dari Energi Elements tanah. Pedang berukiran halus Elements tanah sepanjang besi pedang, berputar di udara mengarah pada Dongwoo.
Ini yang di takuti Jimin, Energi Elements Tanah nya belum terkendali, sekarang Energi itu menguasai emosinya. Jimin tidak bisa lepas dari Energi Negatif Elements Tanah yang tengah menguasai. Jimin, butuh seseorang menghentikannya. Siapa saja!
“Bunuh dia Jimin, dia yang menelantarkan mu. Dia membuat hidupmu menderita.”
“Jangan Jimin, bagaimana pun dia tetap ayah mu. Jauh di dalam lubuk hati mu, kau menyayanginya.”