at school

8.8K 939 54
                                    

Haechan berjalan tergesa menghindari kerumunan murid-murid yang berlalu-lalang di koridor sekolahnya.

"Haechan!"

Haechan menghela napas. Baru saja ketakutannya terenggut karena berhasil kabur dari tatapan tidak mengenakkan di koridor padanya. Dan sekarang langkahnya sudah ditahan kasar oleh seseorang.

Tatapan tajam sudah menghunus paginya. Haechan meneguk ludahnya susah-susah.

Brukk..

Lemparan beberapa buku tulis mengenai wajah Haechan yang langsung terpejam menghela napas pelan.

"Kerjain!" Pemuda sipit di depannya mulai bersedekap dada menatap Haechan remeh.

Haechan tidak menggubris hanya terdiam tanpa mau membuka suara.

"Jen, bisu kali lo dikacangin kayak gini." Seseorang menyembul dari balik bahu Jeno yang langsung mengedihkan bahunya acuh.

"Emang bisu, tapi gue harap gak tuli sih."

Jaemin tertawa dan menepuk pundak Haechan keras. Membuat Haechan meringis karena seluruh tubuhnya masih berbalut ngilu.

"Jam terakhir udah harus beres, sampe belom ya kayak biasanya." Jaemin lantas menepuk-nepuk pipi Haechan kencang.

Dan ketika dua orang itu menghilang dari hadapannya. Haechan hanya bisa menggeram marah, meremat kedua buku itu dengan kuat.

Haechan sebenarnya benci menjadi lemah. Haechan benci dengan dirinya yang selalu ditindas. Haechan merasa paling buruk di sekolah ini.

Lalu dengan wajah murung Haechan berjalan menuju kelasnya yang langsung disambut suara bisik-bisik yang menyebalkan.

Haechan duduk di bangku belakang sendiri. Mencoba tetap tenang tidak mempedulikan tatapan sinis teman-temannya.

"Anak aneh."

"Introvert kayak orang gak punya temen, ups emang gak punya oooo."

"Kan emang gak berguna, Kak Mark aja benci banget sama dia."

"Beda jauh ya sama sodaranya, atau jangan-jangan anak pungut lagi?"

Sontak suara tawa yang menggema di kelasnya membuat Haechan semakin menelengkupkan wajahnya di lipatan tangang.

Mereka menggunjing Haechan hanya berdasarkan rumor. Tanpa tahu fakta apa yang sebenarnya tentang Haechan.

*

Brakkk

Punggung Haechan membentur lorong koridor yang sepi. Dia baru saja berjalan beberapa langkah dari kelasnya namun tangan seseorang mendorongnya tanpa permisi.

Haechan mendongak jengah ke arah Jeno yang kini menatapnya tajam.

"MAKSUD LO APA GAK NGERJAIN TUGAS GUE ANJING?!"

Haechan memejamkan matanya ketika pekikan Jeno tepat berada di wajahnya. Haechan merasakan kerah seragamnya yang dicengkram erat.

"Lo bakal tau akibatnya karena gak ngerjain tugas gue!"

Tangan dingin Jeno tiba-tiba menonjok rahang Haechan yang langsung tersungkur ke lantai.

Sore ini sama sekali tidak ada murid-murid yang berkeliaran karena kebanyakan sudah pulang dan hanya segelintir murid yang ikut organisasi atau extracurricular.

Dan ini mungkin menjadi kesempatan Jeno untuk meluapkan segala amarahnya pada Haechan perihal tugasnya yang tidak dikerjakan oleh Haechan.

"Mau lo apa?!" Tanya Jeno dingin sambil menggeret kerah baju Haechan untuk berdiri.

Haechan terbatuk-batuk karena pernapasannya yang mulai tercekik. Tangannya memukul-mukul cengkraman Jeno yang malah semakin mengkuat.

"Garagara lo gue dihukum bangsat!" Pekiknya.

Namun entak keberanian dari mana Haechan menatap Jeno dengan berani walaupun sangat sayu.

"Itu gak ada hubungannya sama gue." Bisiknya yang hampir kehilangan napas.

Jeno menggeram dengan kasar mendorong tubuh Haechan sampai belakang kepalanya menghantam dinding lumayan keras.

Sedetik kemudian kepala Haechan terasa berputar dan tubunya limbung menghantam lantai.

Brukk

"See, lo mau ngelawan gue? Udah cukup berani lo sialan!"

Haechan yang sepenuhnya masih sadar menggeram dan mendorong bahu Jeno kencang yang walaupun tidak sekasar Jeno padanya.

"Gue gak akan pernah kerjain tugas lo lagi!"

Napas Haechan naik turun dan tersendat. Dia merasa pernapasannya mulai terhimpit.

"GUE BILANG KERJAIN KENAPA LO TULI?!"

"Brengsek, gue bukan babu lo!"

Entah karena tidak suka direndahkan terus menerus seperti itu, Haechan dengan spontan menendang perut Jeno kencang.

Bugh!

"GUE BUKAN BABU LO YANG SEENAK JIDAT LO SURUH!"

Napas Haechan naik turun dan hampir melayangkan tinjuannya ketika Jeno menggeram kesakitan di area perutnya sebelum suara yang Haechan hindari memekik di lorong koridor.

"JUNG HAECHAN!"

*

Capek bngt sumpah sama Haechan 😔

Capek bngt sumpah sama Haechan 😔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
why hate me ; haechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang