home?

6.6K 736 159
                                    

Sini siniiiii absen
dulu yang KANGEN

Sini siniiiii absendulu yang KANGEN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

^^

"KAKAK—KAKAK..."

Haechan meronta sampai tidak mempedulikan pergelangan tangannya yang sudah lebam akibat cengkraman dua orang bertubuh besar yang menggapit dirinya.

Kaki Haechan yang tidak beralas terantuk lantai berulang-kali. Bahkan tubuhnya semakin terapit membuatnya tidak bisa meronta. Tulang bahunya terasa diremukkan.

"Hiks—lepasin... ss-sakit—hiks"

Kepala Haechan diputar secara paksa sampai lehernya terasa hampir patah. Di sini sangat sepi. Haechan seperti sia-sia jika berteriak meminta tolong.

Entah penghuni apartmen wilayah ini sedang ke mana. Namun yang Haechan rasakan hanya udara semakin sempit ditambah angin berhembus kencang.

"Masuk!"

Kepala Haechan menggeleng dengan wajah sayu yang penuh air mata. Bibirnya merancau memanggil nama Mingyu berulang-kali.

"HAECHAN TIDAK MAU!"

Haechan menjerit panik ketika tubuhnya dipaksa kasar masuk ke dalam mobil.

"—HAECHAN TIDAK MAU!"

Tangis Haechan semakin keras. Tubuhnya tidak bisa ditenangkan lagi karena berulang-kali menyetak walaupun berakhir sia-sia.

BRAK

Haechan tetap dipaksa masuk ke dalam mobil. Tepat didorong duduk bersebelahan dengan Yunho yang menatapnya datar.

klik

Haechan berulang-kali mencoba membuka pintu mobil. Napasnya terengah akibat panik. Tangannya gemetaran mendorong pintu mobil dengan rasa frustasi. Tidak terbuka karena Yunho sengaja mengunci.

Tangisan Haechan berubah sangat kencang. Haechan hanya ingin keluar. Tubuhnya semakin meringkuk ke sisi mendekat pada pintu.

"Bu-buka... buka—hiks"

Yunho masih tidak mempedulikan keberadaan putra bungsunya. Fokus pada jalanan, bahkan isakan bercampur cegukan itu sama sekali tidak mengganggunya.

Yunho melirik perubahan hembusan napas Haechan yang semakin tidak beraturan.

Seketika membuat Yunho terbelalak. Menepikan mobilnya dengan cepat memilih tempat sepi sebelum menghadap ke tubuh Haechan yang membungkuk.

"Haechan?"

Yunho memegang bahu putra bungsunya erat mencoba menegakkan tubuh itu namun yang dia rasakan hanya getaran tubuh Haechan semakin tidak terkotrol.

"Sssttt, its okey... ikuti kata-kata dad tarik napas pelan.... ayo keluarin perlahan."

why hate me ; haechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang