useless

6.7K 655 81
                                    

"Dad!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dad!"

Yunho sama sekali tidak mempedulikan keberadaan putra tengahnya yang berdiri pongah di depannya.

"Dad merelakan gak masuk kantor demi mengurus bocah itu?"

Mark melirik Haechan sinis yang tertidur terlentang dengan masker oksigen setia menghiasi wajahnya. Seluruh tubuhnya tertutup selimut tebal. Wajahnya juga nampak pucat dan Mark menganggapnya sangat menyedihkan.

Bisa Mark simpulkan Haechan sepertinya dalam keadaan tidak baik-baik saja. Jeff mengatakannya pagi tadi, jika rumah yang ditempati bersama Yunho— cukup membuatnya muak—dan ternyata benar.

Mark mendengus ketika memilih ikut singgah di mansion megah yang Mark sendiri tidak pernah menginjakkan kakinya di sini sekali pun. Dan sekalinya ke sini langsung disambut banyak sekali medis yang wara-wiri menangani keadaan Haechan.

Mark sungguh muak melihatnya.

"Kenapa gak mati aja!" Desisnya sinis.

Mendengar lontaran tidak mengenakkan dari putranya itu Yunho langsung menampar pipi Mark cukup keras. Tentu saja hal itu langsung membuat tubuh tidak seimbangnya tersungkur.

"DIAM JUNG MARK!"

Wajah Yunho memerah menahan amarah. Kelakuan Mark semakin ke sini membuatnya sangat geram. Apa ini hasil didikannya selama ini.

Memang salahnya, selalu membedakan apapun yang ada pada diri anak-anaknya. Harusnya Yunho tidak menurut apa yang dikatakan orang tuanya.

Dan perilaku Mark sudah jelas sekali.

"Hilangkan bencimu sama Haechan. Kamu gak tau apa-apa!" Yunho menatap mata Mark tajam.

"DIA YANG BUNUH MAMA!"

"MAMA YANG MEMILIH!"

Wajah Mark yang awalnya datar seperti tidak ada emosi sama sekali langsung berubah 180° mata itu menajam seperti tidak rela dirinya dibentak sampai ditampar hanya karna adik bungsunya.

"Mama gak pernah memilih!"

"Tau dari mana kamu hal seperti ini?" Tanya Yunho santai namun tajam.

"TAU DARIMANA?!"

Kesabaran Yunho sudah ada diambang batas. Tangannya langsung mencengkram pergelangan Mark membawanya keluar dari kamar Haechan sekarang. Takut membangunkan putra bungsunya yang tengah tertidur.

Yunho mendorong tubuh Mark ke tembok. Menatap putranya tajam meminta dua belah bibir tipis itu untuk menjawab.

"Dad tanya, kamu tidak menghargai usaha mama?! Kamu gak sayang mama atas usahanya selama ini untuk menjaga Haechan di dalam kandungannya?"

Mark tersenyum sinis, "Sepertinya udah jelas, dari dulu kalian emang udah gak pengen punya anak lagi kan setelah Mark lahir?" Kekehnya.

"Dari dulu kalian memang punya rencana buat gugurin dia!"

why hate me ; haechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang