Anyone miss mee
Mata setajam elang itu saling menatap penuh kebencian. Tidak ada kalimat selamat datang pada sosok yang lebih tinggi di depannya.
Jeff berdecak memilih duduk di kursi bar yang berada di dekat dapur. Mengabaikan dan meminum air putihnya.
"Lo gak menyambut kembaran lo ini?"
"Gak!" Jawabnya enteng.
Mingyu adik kembar Jeff yang baru saja pulang dari studynya di canada terkekeh dan menatap Jeff tanpa minat.
Sebenarnya dia juga enggan untuk pergi ke kediaman ini. Namun ada sosok kecil yang harus Mingyu pastikan kondisinya. Tapi lagi-lagi semua orang mencegahnya.
"Mending pergi sebelum dad pulang!"
Mingyu mengepalkan tangannya kesal. Ada rasa benci ketika kakinya berpijak pada lantai yang hampir lima tahun tanpa dirinya.
"Gue tau apa yang sering lo lakuin sama Mark ke Haechan."
Jeff berdecak, "Bukan urusan lo. Lagipula lo orang asing di sini."
"Well, tunggu Haechan bisa lepas sama neraka ini."
Rahang Jeff mengeras. Tangannya sudah terkepal gatal ingin menonjok saudara kembar yang sedang berhadapan dengannya.
"Gak semudah itu."
Mingyu tersenyum sinis, "Sampai kapan? Haechan salah apa sama kalian? Cuma orang bodoh yang ngebenci Haechan."
"Jangan buang-buang waktu gue dengan pembicaraan gak bermutu lo. Sekali lagi cepet pergi sebelum lo diseret dengan gak hormat."
Mingyu berdecih, "Tenang, gue gak akan pernah nampak dan menganggap kalian keluarga lagi, tapi kecuali lo usik adek gue."
Mingyu berbalik dan berjalan menahan amarah yang semakin ingin meledak. Dia salah, ini bukan waktunya bisa membawa Haechan padanya.
Dia harus mencari cara. Sudah cukup, Haechan tidak seharusnya tinggal di sini.
"Pembunuh tetap harus membayar dengan nyawa!"
Mingyu memelankan langkahnya ketika sudah berada di pintu utama kediaman Jung. Matanya terpejam erat.
Haechan salah apa sama kalian bangsat? Tunggu Haechan, kakak bakal jauhin kamu dari mereka. Gumamnya penuh keyakinan sebelum benar-benar meninggalkan tempat ini.
Jeff membuka pintu kamar Haechan dengan kasar, bisa dia lihat Haechan yang meringkuk di tepi kasur akibat ulah Mark yang mendorongnya kasar.
Tidak tinggal diam Jeff terkekeh dan menggeret kasar lengan mungil itu sampai terantuk pinggir meja yang tajam.
Siapapun yang melihatnya akan prihatin pada keadaan Haechan sekarang. Tapi tidak ada yang bisa Haechan lakukan selain menangis dan memberontak.
"DIAM!" Sentak Jeff kasar.
Haechan menggeleng, dia harus pergi. Haechan harus menemui kakak keduanya itu. Haechan sangat rindu, dia sangat menantikan kepulangan Mingyu.
PLAK
Tapi tidak disangka ketika tubuh Mark yang dia dorong dengan tenaga tidak seberapa tangan Jeff lebih dulu menamparnya kencang.
Haechan terdiam, napasnya tercekat. Rasa perih menjalar di pipinya. Penglihatannya sudah mengkabur akibat embun di pelupuk matanya.
Sakit.
Haechan menatap tidak percaya pada Jeff. Apa Haechan tidak seberharga itu di keluarganya sampai harus mendapat perlakuan seperti ini?
"Sampai kamu ketemu sama orang itu, kamu bakal-"
Haechan menangis dalam diam, dia langsung menutup kedua telinganya rapat. Tubuhnya merosot bergetar sangat ketakutan.
Pipinya panas, memerah hampir membiru. Bibirnya juga berdarah akibat tamparan Jeff yang tidak main-main. Tubuhnya terasa sakit semua.
"Semua gak pernah peduli sama Haechan.." rancaunya hampir tidak terdengar.
Tidak ada yang beranjak dari kamar Haechan. Mark hanya terdiam begitupula Jeff. Mereka tidak melakukan apapun kecuali mentap Haechan dengan pandangan gusar dan datar.
Yunho sebentar lagi akan datang. Dan kekacauan ini harus selesai.
"SEMUA JAHAT SAMA HAECHAN!"
Entah keberanian dari mana Haechan menatap marah ke arah kedua kakaknya. Dengan napas yang kian tersendat dan wajah sepucat pasi membuat Haechan semakin ingin pergi dari sini.
Haechan bangkit dan berlari cepat dengan kaki yang berulang-kali terantuk. Tangannya sempat ditarik kasar Mark namun Haechan semakin memberontak kuat.
"HAECHAN!" Jeff berteriak keras dan menahan tidak kalah kasar langkah Haechan.
"Le-lepasi-hiks-ssa-"
"Dad.."
Jeff dan Mark sama-sama melepaskan cengkramannya dari tubuh Haechan ketika melihat wajah dingin ayahnya yang berada di tangga bawah.
Langkah Yunho terkesah kasar dan menatap sekitarnya tajam. Sampai dia bisa melihat akar keributan yang terdengar saat dirinya baru pulang dari kantor.
Yunho terkejut menatap wajah putra bungsunya yang kacau. Bibir pucat yang bergetar, pipi yang memerah hampir membiru. Dengan mata beruangnya yang benar-benar terluka.
Haechan semakin terdiam bergetar menatap orang di sekelilingnya. Telinganya mulai berdenging, kepalanya menunduk ketakutan.
"Kenapa?" Yunho seperti mendapat nyawanya kembali dan menghampiri Haechan.
***
Kangen nulis banget huhu, semoga cerita ini gak flop dan bikin bawang. Walaupun ga yakin. Tetep setia kan sama cerita ini😭Mukanya kayak bayi gitu ga sih gemesin 😭😭😭
50 yang komen sama 90 vot aku update !
KAMU SEDANG MEMBACA
why hate me ; haechan
Fanfiction[don't forget to follow brillantemine] "Kenapa semua benci Haechan? Jangan jahatin Haechan, bukan Haechan yang ngelakuin itu!" © brillantemine 2021