tw happy reading🍓
Mingyu pernah merasakan dunianya hancur.
Melihat wanita yang disayanginya terpujur kaku setelah mengeluarkan bayi mungil yang lemah di dalam kandungannya. Kala itu Mingyu masih anak kecil berusia tujuh tahun. Tidak tahu apa-apa dengan kata 'kematian.
Yang ada di pikirannya terlalu antusias, ingin segera memiliki adik baru yang lebih lucu daripada Mark yang sudah berusia satu tahun lebih, manja dan menjengkelkan menurutnya.
"Anak sialan!"
Namun mendengar itu Mingyu langsung bergetar ketakutan ketika mendengar sang kakek memekik keras lalu menggebrak kursi ruang tunggu. Suasana berubah mencengkram dan duka yang bisa Mingyu rasakan.
Kembarannya menangis keras digendongan ayahnya. Mingyu sendiri hanya bersembunyi di balik tubuh sang pengasuh.
"Mingyu mau melihat adik kecil?"
"Mauuuu.." detik itu juga Mingyu mengabaikan segala duka dan kemarahan yang ada.
Air mata anak kecil itu turun, merasa bahagia bercampur sedih melihat bayi mungil yang harus berada di ruang inkubator dengan berbagi alat.
Dan sudah beberapa hari Mingyu terus menunggui adik mungilnya. Sampai ketika Mingyu dan Jeff bertengkar hanya karna anak itu mengabaikan pemakaman sang mama lebih mementingkan bayi kecil yang hidup saja masih bertopang pada alat.
"Kenapa? Ini adik Mingyu!"
Mingyu menangis keras ketika melihat Haechan diusia yang baru menginjak tiga bulan akan dibawa orang lain.
Tangisan itu membuat keluarga besar Jung iba. Walaupun ada rasa muak ketika melihat bayi menyedihkan yang tiap hari hanya menangis.
Hari-hari Mingyu hanya tetang melindungi adik bungsunya. Bahkan saat saudaranya yang lain mulai memarahi dan main kasar pada tubuh Haechan. Mingyu akan paling depan membela dan melindunginya.
Sampai kapanpun Mingyu tidak pernah tega mendengar tangisan pilu dan rengekan sakit dari bibir mungil adik bungsunya.
Apa yang membuat mereka sebenci ini pada Haechan membuat Mingyu semakin hari semakin berani mengelak. Mingyu sangat penurut pada sekitanya, tapi tidak jika adiknya sudah dipukuli dan dimarahi habis-habisan.
Hati Mingyu sangat sakit sekali melihat tubuh Haechan penuh lebam ketika ucapan kakek tidak dituruti Haechan dengan sempurna. Dan menyakitkannya lagi jika Mingyu membuat kesalahan dan melawan sasarannya akan pada Haechan.
"Mingyu akan menurut, tapi jangan pukul Haechan!"
Bahkan sampai besar Mingyu sama sekali tidak mengelak. Entah hal bodoh apa yang merasukinya. Mingyu selalu menuruti perkataan kakeknya. Well, memang Yunho tidak pernah memaksa Mingyu menjadi apa. Itu cukup terserah pada kemauan Mingyu sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
why hate me ; haechan
Fanfiction[don't forget to follow brillantemine] "Kenapa semua benci Haechan? Jangan jahatin Haechan, bukan Haechan yang ngelakuin itu!" © brillantemine 2021