Hi,
anyone missss
thiss story???
*
*
Yunho dengan kesetanan membawa tubuh Haechan turun melewati tangga rumahnya dan melupakan lift yang beroperasi jauh lebih cepat tentu meminimalisir kejadian buruk menimpa.
"Tuan Mobil sudah—"
"CEPAT KE RUMAH SAKIT!"
Wajah Yunho ikut pucat pasi melihat cairan kental berwarna pekat terus keluar dari hidung mungil putranya.
Haechan mimisan dan Yunho dihadapkan dengan seperti ini. Bodohnya dia tidak bisa menghentikan pendarahan itu selain mengusak pelan mencoba menghilangkan bekas yang berakhir sia-sia.
"Haechan..." Rintihnya tidak tahu harus berbuat apa selain mengelap darah putranya dengan kemejanya sendiri.
Selain umpatan yang keluar di tengah perjalanan ke rumah sakit. Yunho juga menahan tangisannya dalam. Ada rasa sesak yang tiba-tiba mencabiknya. Yunho seperti kembali kehilangan separuh jiwanya.
Melihat wajah pucat yang nampak lugu dan rapuh mengingatkannya betapa menderita putra bungsunya selama ini.
Tatapan Yunho tidak lepas dari wajah tanpa rona Haechan. Anak itu terpejam, suhu tubuhnya sedingin orang yang berada di tumpukan salju. Haechan benar-benar pucat.
"Kamu akan aman, sayang." Yunho mendekap tubuh Haechan yang tidak sadarkan diri. Berbisik pelan dan mengecupi surai lepek putranya yang penuh keringat dingin.
BRAK
Yunho menendang kursi ruang tunggu akibat emosi yang sudah dia tahan sedari tadi. Setelah melihat Haechan yang langsung mendapat perawatan insentif tubuhnya hampir merosot menyalahkan dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
why hate me ; haechan
Fanfiction[don't forget to follow brillantemine] "Kenapa semua benci Haechan? Jangan jahatin Haechan, bukan Haechan yang ngelakuin itu!" © brillantemine 2021