~10~

8 7 2
                                    


Hollaaaa👋

Hu..hu.. akhirnya bisa up lagi.

Maaf untuk keterlambatannya ya guys.

Btw, ada yang nungguin She's Not Snow White gak?

Oke-oke, terserah ada atau ga ada yang penting Up dulu ye gak? Tapi tetap aja author berharap kalian nungguin. Xixi.

Oh ya! Sebelumnya Author pengen ngucapin selamat hari raya idul Fitri 🥳 nah sebenarnya ini juga alasan kenapa Author telat Update 😄 Oke! Pokoknya Happy eid Mubarak...

Ya udah, buat kalian yang pengin baca silahkan baca. But!! Jangan lupa VOTE!!

Oh ya- biar feelnya makin dapet, kalian bisa baca dari part sebelumnya. Kali aja kalian lupa alurnya ye kan?

Ok lanjut...

HAPPY READING!!!

10. Mama sayang banget loh sama gue

❄️❄️❄️

"Kalo di liat-liat ya Fha, gua ini kriteria cowok yang hampir mendekati kata sempurna," imbuh Bara sembari memegang sebuah cermin dengan ukuran mini di tangannya. Cowok itu duduk di kursi belajar dengan kedua kaki di tumpukan di atas meja.

Fokus Fhara yang tadinya berkutat dengan handphone kini beralih menatap Bara dengan datar.

Mulai lagi nih anak

"Muka ganteng kek pangeran Arab, bentuk tubuh ideal, udah itu tinggi, otak encer, nilai+ gua juga sultan,"

"Pantesan cewek-cewek pada kesem-sem kalo gua liatin mereka. Padahal cuman gua liatin tuh, belum gua senyumin, tapi reaksi mereka se-speechlees itu. Hmm, emang ya, aura seorang Aldebara Dewangga Putra itu emang beda," lanjutnya dengan percaya diri. Terlihat, cowok itu sedang menyugar rambutnya kebelakang lalu melirik Fhara dengan senyuman menggodanya.

Fhara menarik nafas sejenak, maklum, Bara kalo udah kumat ya gini, narsisnya minta di tampol.

Gadis itu kembali menatap Bara dengan senyum lembutnya. Ralat, di lembut-lembutin maksudnya.

"Aldebara... Siniin dulu dong kacanya," ucap Fhara masih dengan gaya lembut yang sama. Dan dengan polosnya Bara mengembalikan kaca itu pada Fhara, ya karna memang kaca mini itu miliknya.

"Nah... Nanti abis pulang sekolah nanti kita mampir dulu ke toko bangunan ya. Buat beli kaca yang gede, gedeeee banget. Soalnya, kaca ini terlalu kecil buat nampung sikap kenarsisan lo," lanjut Fhara dengan menampilkan puppy eyesnya.

Wajah Bara yang tadinya di penuhi dengan ekspresi angkuh dan sombong kini berubah menjadi pias dan datar. Sialan si Fhara, tidak bisa kah ia membenarkan ucapan Bara walaupun hanya untuk menyenangkan laki-laki itu.

"Ini udah mau pergantian jam loh Bar, kayaknya si Salju emang ga masuk," seru Fhara mengalihkan pembicaraan.

Yah, kelas XI IPA 3 sedang free class sekarang, jam pelajaran pertama yang seharusnya di isi oleh biologi terpaksa  kosong di karenakan guru bidang studi memiliki urusan penting. Katanya...

Bara mendengus, cowok itu menurunkan kakinya dan menatap Fhara dengan kesal, "coba deh lo telpon lagi, kali aja di angkat." 

Fhara kembali membuka benda pipih
berlogo Apple yang sejak tadi terus berada di tangannya. Gadis itu mencapai kontak nama Salju dan menekannya.

She's Not Snow White [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang