Happy reading gaessss....
16. Keluarga Laksmana 2.
❄️❄️❄️
"Shhtt... Kak, pelan-pelan,"
"Berisik. kalo terlalu pelan lukanya ga bakalan bisa bersih,"
"T-tapi sakit,"
"Luka ga ada yang enak!"
Salju diam, sesekali gadis itu menggigit bibir bawahnya kala Atka membersihkan luka di telapak tangannya.
Saat ini keduanya tengah berada di ruang tengah milik keluarga Laksmana, lebih tepatnya di sofa yang terbentang di salah satu sudut ruangan. Dengan posisi Salju yang duduk di atas sofa dan Atka yang lesehan di atas karpet. Cowok itu membersihkan luka di telapak tangan Salju yang di letakkan di atas paha gadis itu.Salju sebenarnya tidak nyaman dengan posisi ini, bagaimanapun juga Atka adalah tuan rumah tapi kakel'nya itu malah memilih duduk dibawah. Katanya supaya lebih mudah.
Zyan dan Dere? Entahlah semenjak Salju selesai membersihkan diri tadi kedua adik Atka itu tak terlihat lagi. Kedua orang tua Atka? Sudah jelas mereka sedang bekerja, tanpa Salju bertanya pun ia sudah tau betapa sibuknya seorang Davindra Laksmana, pemilik yayasan Laksmana hight school.
"Kak,"
Atka tak menjawab, cowok itu hanya melirik Salju sebentar lalu kembali pada aktivitasnya, membersihkan luka.
"Kenapa ga langsung antar gue ke rumah aja?" tanya Salju, ia tak peduli dengan respon Atka yang datar, toh kakel'nya ini sifatnya memang seperti ini.
Lagi-lagi Atka tak menjawab, ia merasa pertanyaan Salju tidak terlalu penting. Tanpa ia jawab pun harus gadis ini sudah tahu jawabannya.
Salju yang melihat itu tak menyerah, gadis dengan rambut sebahu itu tak kehabisan akal supaya Atka menjawab pertanyaannya. Ia mendekatkan wajahnya pada Atka mencoba menatap manik tajam itu.
Atka yang melihat raut wajah Salju berdecak kesal, mau tak mau ia harus mengeluarkan suara, "menurut lo apa lo di terima di rumah setelah kejadian tadi?"
Salju diam, kalimat datar Atka mampu membuatnya terhenyak. Itu bukan jawaban, itu pertanyaan. Tapi, pertanyaan itu mampu membuatnya tertampar. Ya, ia tidak akan mungkin di terima di rumahnya sendiri, bahkan tanpa kejadian apapun ia tidak akan pernah di terima. Walaupun Monika tidak pernah mengusirnya, tapi apa bedanya? Ibunya itu tidak pernah menganggapnya ada."T-tapi'kan nanti tetap aja gue pulang. Walau... Ga di terima..." jawab Salju, dengan kalimat yang hampir tak bisa di dengar di akhir.
Atka menghela nafas, cowok itu telah selesai dengan aktivitasnya. "Karna gua tau, setelah lo pulang lo pasti akan dapat luka baru, ntah itu fisik maupun mental. Tapi setidaknya, luka lo sebelumnya udah di obatin. Dan, gua ga yakin lo bakalan obatin luka lo dengan benar di rumah, karena... Ngobatin luka fisik di saat mental lo terluka itu bukan pilihan yang tepat."
"Daebakk! Ternyata lo bisa ngomong panjang juga ya, Kak," kagum Salju dengan mata berbinar, pasalnya baru kali ini ia mendengar Atka berucap panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Not Snow White [On Going]
Teen Fiction⚠️ Mengandung kata-kata kasar dan tindakan kekerasan, tidak untuk ditiru. (Jangan lupa follow akun Author!) ... "Dia lelah, dia rapuh, tapi rasa sakit itu tidak menginginkannya untuk beristirahat." Salju Dalivona, gadis dengan sejuta rasa sakit, me...