Assalamualaikum, hai gaessss...
Sebelumnya aku mau ngucapin selamat hari raya idul Adha buat kalian yang merayakan...
Semoga hari raya idul Adha kalian tahun ini lancar ya, gaesss. Aamiin.
Happy reading gaessss.....
17. Peneror itu... Kembali lagi
❄️❄️❄️
Salju merebahkan tubuhnya atas kasur, ia melirik jam dinding, 22:00. Sudah larut malam, tapi ibu dan kakaknya belum pulang, mungkin kah mereka menginap di kantor lagi? Ah mungkin iya.
Salju memejamkan matanya perlahan, berniat mulai memasuki alam mimpi. Namun kejadian di rumah Atka tadi malah melintas di otaknya, bukan hanya itu, tatapan mata Atka saat menatapnya dari jarak dekat pun terpampang jelas di pikirannya.
Salju mendengus, ia kembali membuka mata dan pandangannya menangkap tirai jendelanya yang sedikit terbuka. Salju beranjak dengan malas, tubuhnya meremang kala ia berada di depan jendela, hembusan angin malam berhasil membuatnya merinding.
Gadis itu menatap pemandangan luar dengan ragu-ragu, sunyi dan gelap. Hembusan angin masih setia menyapa tubuhnya, suara gesekan antara dedaunan menguar jelas di telinganya. Salju yang dari tadi sudah merinding pun bergegas menutup jendela, namun belum sempat tertutup sempurna, tatapannya menangkap seseorang yang memakai pakaian serba hitam yang berdiri di samping tiang listrik di jalanan kompleks. Karena lampu itu terlihat redup dan sesekali mati, Salju tak melihat jelas wajahnya, lagipula jarak mereka cukup jauh.
Salju melotot saat ingatannya berputar pada malam kepulangan kakaknya. Seseorang yang mengejarnya pada malam itu terlihat sangat mirip dengan orang yang berdiri di bawah tiang listrik ini. Bibir Salju bergetar mengingat kejadian itu, kejadian yang benar-benar membuatnya ketakutan.
Salju semakin di buat takut kala orang itu menunjuk ke arahnya, namun tak lama pergi dari sana.
Tanpa berpikir panjang ia menutup jendela itu rapat-rapat, dan berjalan menghidupkan lampu kamar. Di saat-saat ketakutan seperti ini, yang Salju butuhkan adalah cahaya, gadis itu akan semakin kalut jika keadaan gelap.
Salju duduk di atas kasur, dan mencoba menenangkan dirinya. Seluruh tubuhnya masih bergetar, ia takut, ia sangat takut. Orang itu adalah orang yang mengejarnya pada malam itu, dan sekarang kembali lagi. Sepertinya orang itu benar-benar berniat mencelakainya. Tapi... Kenapa? Apa salahnya? Apa ia punya musuh? Tentu tidak, Salju tidak pernah merasa memiliki musuh selama ini.
Tok! Tok! Tok!
Salju menegang kala terdengar suara ketukan dari arah pintu kamarnya, siapa yang mengetuk? Apa bi Inah? Tidak mungkin ini sudah larut malam, bi Inah pasti sudah tidur. Mamanya? Tidak, itu semakin tidak mungkin. Jangankan untuk ke kamarnya, mamanya bahkan tidak pernah menganggapnya ada. Jadi... Siapa?
Tok! Tok!
Nafas Salju semakin tercekat sekarang, suara ketukan pintu itu terdengar lagi, jangankan beranjak untuk membukakan pintu berbicara saja ia tidak berani.
"S-sia-ppa?..." lirih Salju hampir tak terdengar, ia tak mampu untuk berteriak. Bibir dan tubuhnya bergetar hebat.
Tok! Tok! Tok!
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Not Snow White [On Going]
Teen Fiction⚠️ Mengandung kata-kata kasar dan tindakan kekerasan, tidak untuk ditiru. (Jangan lupa follow akun Author!) ... "Dia lelah, dia rapuh, tapi rasa sakit itu tidak menginginkannya untuk beristirahat." Salju Dalivona, gadis dengan sejuta rasa sakit, me...