Happy Reading
•••
Seminggu telah berlalu, kini Aca baru saja tiba kembali di tanah kelahiran sang ibunda, dia menghirup nafas sejenak lalu membuang nya. Hari ini adalah hari senin, dia tidak tau akan ke sekolah atau tidak. Masih ada setengah jam lagi jika ia ke sekolah, namun tubuh gadis itu lelah.
Setelah berperang panjang dalam benak nya, dia pun memilih bersekolah. Namun semua terhalang oleh dua pelukan mendadak yang ia dapatkan dari orang yang sangat ia rindukan, "Astaga! Akhirnya kau kembali sayang," Jonathan berucap syukur kala melihat keadaan anak nya yang baik-baik saja.
"Kau pikir aku akan menetap di sana? Sungguh itu pemikiran yang sangat dangkal,"
Jonathan dan Jownes mengulum senyum, mereka tau alasan Aca tak betah di sana, "Kau pasti menikmati nya kan little girl," goda Jownes yang mendapat tatapan membunuh dari Aca.
"Menikmati kata mu? Kau tau uncle, aku hampir gila di buat nya, selangkah saja aku keluar mansion semua bodyguard langsung berjejer rapi di belakang ku, dan kau tau? Pria tua itu malah argh sudah lah, aku benci ingat kejadian itu," ungkap nya kesal, "Kejadian apa?," pertanyaan serentak itu di lontarkan oleh Jonathan dan juga Jownes.
Aca menunduk lalu setelah nya menjerit tertahan, "Dia membawa ku untuk berlatih dansa!,"
Lantas kedua pria itu tertawa ngakak, mereka tau bahkan sangat tau betapa benci nya Aca pada yang nama nya 'dansa', "Kau sungguh unik Aca, harus nya Venus membuka mata nya untuk melihat perjuangan mu. Namun ini tidak, ck. Sungguh kacau,"
Dengan kasar Aca menendang aset milik uncle jahil nya itu, "AKH!," dia menjerit ngilu.
Jownes menatap Aca yang hanya acuh dan melenggang pergi, "Uh, pasti itu sakit. Rasakan Jow, akhirnya kau tau sakit nya saat mainan kesayangan mu di tendang," kekeh Jonathan yang pergi mengikuti langkah Aca untuk meninggalkan Jownes.
Jownes mendesis pelan, astaga! Ini lebih sakit dari pada di tembak, sangat ngilu. Sedangkan Aca, yang tak jauh dari mereka malah menghentak-hentakan kaki nya kesal, "Carissa tunggu ayah!,"
"Apa ayah?,"
"Kau sudah makan?," dia merangkul putri nya dan di himpit ke dalam ketiak, "Aku belum sempat makan, opa menyuruh ku latihan dulu setelah itu baru sarapan,"
"Kau tidak makan selama beberapa hari jadi nya?," kaget Jownes yang tiba tiba datang, "Aku makan, setiap pergi menjalankan misi aku selalu mampir ke toko-toko makanan terdekat, dan aku juga sudah mendapatkan empat mansion megah sekaligus di sana,"
Kedua pria itu bertepuk tangan hebat, kehebatan Aca sungguh tak bisa di tebak, gadis itu selalu bisa melumpuhkan lawan nya dengan sekejap mata, "Kau hebat, lalu pelayan-pelayan yang ada di sana?,"
"Aku bunuh, dan aku taruh orang-orang ku di sana," acuh tak acuh kala Aca mengatakan itu, dia beralih menatap jam yang ada di pergelangan tangan nya yang kini menunjukkan pukul 06.53 yang sebentar lagi jam masuk akan tiba.
"Aku harus bergegas ke sekolah," ucapan Aca mendapat tatapan kaget dari kedua pria tua itu, "Tidak! Kau perlu istirahat sayang, ayah akan membuatkan daftar izin mu nanti,"
Aca menatap ayah nya dengan tatapan lembut, tatapan yang membuat siapa pun terhenyuh, "Aku mau sekolah ayah, aku perlu mengecek semua agar aman," tiba-tiba saja kepala Jonathan mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
VENUS [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW DULU KALI,NAH BARU KALO UDAH BACA JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK] • • • "Sekuel GABRIEL" Ini tentang Venus Gerald Alexander. Kisah nya yang membawa dendam akan masa lalu, kisah nya yang berperan sebagai antagonis dan protagonis, dan ini kisah n...