Happy Reading
•••
Suasana di dalam kamar rawat Aca lumayan ramai, banyak candaan yang di lontarkan oleh Adit, Kenan, Abel, maupun Dara. Candaan yang membuat Aca merasa bahwa diri nya nyaman akan pertemanan ini, dia beralih menatap Venus yang masih dengan sabar menyuapi diri nya, apakah Venus sudah membuka hati untuk Aca? Pikir gadis itu.
Aca selalu takut jika usaha yang ia lakukan gagal dan tidak berjalan, apakah seterusnya harus dia yang berjuang? Pemikiran Aca terlalu jauh, dia tak seharusnya memikirkan itu, "Buka mulut lo," titah pria itu yang membuat kesadaran Aca kembali.
Dia membuka mulut nya sedikit lebar lalu Venus mulai menyuapi nasi goreng itu kepada nya, sembari mengunyah dia menatap wajah Venus.
Venus sudah seperti dunia bagi nya, tanpa Venus entah lah dia akan melakukan tugas apa lagi selain membunuh?
Kadang Aca merasa lucu akan takdir yang di beri pada nya, apakah perempuan cute dan cantik parah seperti dia harus menjadi pembunuh bayaran? Namun di balik semua itu dia tak menyalahkan takdir, tuhan, maupun ayah nya. Karena bagaimanapun ini lah takdir tuhan yang di tetapkan untuknya.
"Jangan ngelamun Ca," tegur Venus dengan pelan, "Aca gak ngelamun Venus, Aca cuma lagi mikir aja," dia mendongak menatap mata Venus.
"Mikir?,"
"Iya, mikir," angguk gadis itu, "Mikir gimana cara nya supaya Venus buka hati buat Aca. Mikir gimana cara nya supaya Venus terus bahagia sama Aca, dan mikir gimana cara nya agar Venus tetap nyaman sama keberadaan Aca,"
Tubuh Venus tersentak mendengar itu, perkataan Aca kali ini seakan ingin menyerah, apakah ia salah di sini? Apakah dia egois.
"Abel, gue boleh minta tolong sama lo dan yang lain buat keluar? Gue mau ngomong dulu sama Venus, penting," kata Aca sembari memohon menatap Abel, "Bisa Ca,"
Abel tersenyum lalu mulai menyuruh semua keluar, terkecuali Venus dan Aca. Gadis itu tau pasti sahabat nya ingin menumpahkan segala rasa sedih yang mengganjal di dalam hati nya, setelah semua pergi dan suara pintu tertutup baru lah Aca mulai kembali berbicara.
"Venus udah buka hati buat Aca?,"
Diam.
"Venus nyaman gak sama Aca?,"
Diam.
"Venus bahagia gak sama Aca?,"
Diam.
Aca menghela nafas, percuma saja dia bertanya sama orang dingin seperti Venus. Yang ada dia malah memilih diam dan tak berbicara.
"Dari semua pertanyaan lo, gue cuma bisa jawab, gue nyaman dan bahagia sama lo. Tapi untuk hati i don't know,"
Jawaban singkat Venus membuat hati Aca sedikit lega, berjuang sekali lagi tiada salah nya bukan? "Mau nyerah?,"
"Sebenernya," Venus tertegun kala melihat senyum manis Aca, "Tapi gak jadi, karena bagi Aca orang yang menyerah itu adalah orang yang punya pemikiran yang dangkal. Aca gak mungkin jadi orang yang berpikiran dangkal kan?," kekeh nya.
Nada nya memang terdengar bercanda namun tidak dengan perkataan nya, dan Venus tau itu. Dia bukan orang bodoh yang tidak mengerti nada bicara Aca, "Nyerah aja Ca,"
KAMU SEDANG MEMBACA
VENUS [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW DULU KALI,NAH BARU KALO UDAH BACA JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK] • • • "Sekuel GABRIEL" Ini tentang Venus Gerald Alexander. Kisah nya yang membawa dendam akan masa lalu, kisah nya yang berperan sebagai antagonis dan protagonis, dan ini kisah n...