Krik..krik..
Terlihat sekumpulan anak yang masih bisa di bilang muda, tengah berkumpul di sebuah ruangan. Letta yang sedari tadi saling kode mengode lewat mata bersama Bella. Entah apa yang mereka lakukan sehingga bisa bertelepati seperti itu.
"Ini gimana cara keluar dari sini woe?!"
"Mana gue tau anjir! Ngapain juga gue dibawa kesini?!"
"Mungkin jadi penonton doang, eh gatau juga–"
"Ekhem.."
Terdengar deheman seorang laki laki membuat mereka berdua berhenti saling menatap. Letta yang malah menatap balik, lalu tersenyum manis kepada Bumi. Bumi? Tentu saja Ia yang membawa mereka semua kesini.
"E..ini gue ga guna disini kan? Ah jadi gue sama Bella lebih baik keluar, gue per–"
"Ga ada yang izinin lo keluar", ucap Bumi datar.
Drrt..drrt
"Ha?", ucap Letta tanpa basa basi di telpon.
"Kak, ga baca japri-an aku? Penting lho Kak"
"Gece apaan isinya?"
"Anu Kak– kan aku mau nikah ni Kak, terus Mama bil–"
Bip!
"Oasu tu anak mo nikah ga bilang bilang anjip! Adoh buta mata gue ngeliat undangan nikah lama lama"
Mungkin jika dilihat lihat, jomblo di umur 23 yang menuju 24 itu wajar. Tapi entah mengapa banyak sekali undangan bertebaran di hidup Letta. Apa mungkin orang di sekitarnya bercita cita untuk nikah muda?
Bisa jadi bukan?
"Lo kapan Ta?", tanya Bella cengengesan.
Mata Letta menajam, "Siapa lo?"
'Mampus! Salah ngomong gue anjrit wuououoooo tolong Bellalalalalalala!!', batin Bella panik.
"Gue pergi", pamit Letta tiba tiba.
"Ga ada yang nyuruh lo keluar", ucap Bumi sekali lagi.
"Idc, gue bukan babu lo"
Brak!!
"Nyari masalah sama Letta sama dengan is dead", gumam Bella meratapi nasib dirinya.
🍬🍬🍬
Hari sudah mulai menunjukkan sinar rembulannya. Sudah ramai orang yang berkumpul di pasir pantai yang lembut ini. Bisa mereka lihat ada speaker dan kabel kabel yang terjuntai disana.
"Gimana Jev? Ready, right?"
"Of course Earth"
Gelak tawa terdengar dari arah sana. Jevvan, salah satu teman SMA Bumi yang berprofesi sebagai MC suatu acara. Jevvan benar benar terkenal karna lawakan recehnya yang selalu terlontar saat sedang berada di atas panggung.
Berbalik dari arah sana, Letta baru saja datang ke keramaian. Mencari Bella tentu saja, ataupun yang lain. Pokoknya Letta butuh seseorang untuk menghidarkannya dari mata buaya bapak bapak disini.
"Ya allah di tonjok seru kali ya", walaupun berbicara seperti itu, Letta tak punya bakat bela diri tentunya. Tapi jika Ia benar benar kesal, siap siap orang yang Ia bogem mentah mentah jadi titisan krisna.
Terlalu lama melamun, Letta tak sadar ada yang menyelimutinya dengan jaket tebal. Lalu merangkulnya sembarangan, "Astaghfirullah!! Omonack ada pedo!!", pekik Letta tak sadar membuat semua orang tertuju padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Autophile
Random"Hidup kita akan selalu menjadi drama sejak pertama kali kita bernafas di dunia" Tentang seorang gadis bernama Lettania Chocolate. Nama yang indah dan telihat menggiurkan, seperti kisah hidupnya di umur yang sudah kepala dua ini. Teman yang menjadi...