αυτσρнiℓє - 12

5 3 3
                                    

"Jangan yang itu ih!"

"Ck lo mau ke pantai apa bukit sih?!"

"Bagusan warna terang, ini apaan warna item?!"

Cukup..

Letta sudah bertaubat, pergilah kau.g

"UDAH BELLA!! KITA MAU LIBURAN DUA HARI BUKAN DUA ABAD!!", teriak Letta membuat telinga Bella seketika berdengung mendengarnya.

"Dimana mana gue tau ya kulit lo sensian, makanya gue bawa lotion khusus buat lo– masih sama ae lo kayak dulu ga peduli bet ama penampilan"

"Yang penting gue makan, kalau ga makan gue mati"

"Itu kalau ga minum ogeb!"

"Dah ah males debat"

"Yang debat saha anjir?!"

"Gue yang debat ffaham kalyan?!", author baik hati

Haera has left from this group

"Dah ah cepetan! Lo kayak korban kiamat aja, eh astaghfirullah ya allah", ucap Letta

"Saha yang nyetir? Gue aja yak? Daripada lo kecapean nanti", tawar Bella.

Sudah Letta bilang kan? Temenan ama Bella, di jamin hidup sejahtera. Bella terlalu baik untuk menderita. Oh astaga, kenapa Letta meninggalkan Bella semudah itu saja dulu?

"Nggak, lo nyetir kek orang mau ngejar ajal aja", sinis Letta

"Itu yang ada lo miskah! Kok jadi gue sih anju?! Wah ngajak gelud aja lo tiap hari"

"Udah gue aja", ucap Letta berusaha sabar.

"Oh ok, gue duluan"

"Ambil piso tinggal tusuk, selesai"

🍬🍬🍬

Bisa Letta dan Bella lihat di daerah panas ini sedang ramai, ya walaupun tidak ada anak anak setidaknya masih banyak penjual walaupun sekarang bukanlah hari libur.

Letta dan Bella akan disini selama tiga hari dua malam. Oleh karna itu, hari ini mereka berdua bebas pergi kemana pun sampai jam 7 malam nanti. Karna akan ada acara sambutan dari pemilik RS tersebut.

"Eh gabut gue, pergi kesa–"

"LETTAAAAAAAAA!!", perkataan Bella harus terpotong karna tiga orang di belakang mereka.

"Gue duluan ya, ga enak sama temen lo yang lain", bisik Bella meminta izin

"Lho heh-! Tap–"

"AAAAAA LETTAAAAA GUE KANGEEEN!!!", teriak Diny membuat Letta tersentak kaget.

"Hah? Oh ok gue tau gue ngangenin", saut Letta terkekeh ringan.

Jujur saja, Letta tak pernah dendam kepada siapapun. Hanya saja kesalahan mereka sampai maut menjemput pun akan Letta ingat. Letta tetap bersikap hangat kepada siapapun dan kapanpun itu, karna Ia merasa itu hal wajib di hidupnya.

"Ni anak kalau dipuji dikit aja langsung ngelunjak", celetuk Rissa

Letta tertawa ringan, "Kalian..kenapa bisa kesini? Diny atau gimana?"

"Oh itu, para suamik sohib anak pemilik RS you– pernah liat dia ga lo?", jawab Rillie sekaligus bertanya.

"Tampang pemiliknya aja gue kagak tau, gimana mau sama anaknya– maklum aja gue kagak pernah ikut ni acara, baru pertama kali malahan", cerocos Letta.

"Eh lo mau ikut kita ga? Ke–"

"Sayang!! Kamu kemana sih? Udah disuruh tunggu disana kamu malah keliaran sama mereka!", ucap Arga main nyelonong memotong perkataan Rissa.

"Hehe aku kan ngeliat Letta, langsung kesini deh– ya gak Ta?"

"Lah kok jadi gue anjir?!"

"Oh lo..kenapa kesini?", tanya Keano

"Pertanyaan lo itu bisa ga ada sopan santun nya dikit? Atau mungkin lo ga pernah belajar kali ya", sarkas Letta.

Daripada membenci sahabat lamanya, Letta lebih memilih membenci lakinya. Bukan, bukan, Letta hanya membenci sifat buruknya. Betapa baiknya seorang Lettania Chocolate, bukan?

"Ga ada kata sopan buat lo", ucap Arga membuat Letta mendesis.

"Astaga jangan lagi..", ucap Rissa jengah.

"LETTAAAAAAAA UDAH SIAP BELOM?!"

"Astaghfirullahaladzhim Bellari lari kesana kemari!", latah Letta membuat semua orang tertawa secara bersamaan.

"Ayo ceffat! Alah tinggalin aja mereka, lagipula mereka ninggalin lo juga kan? Nah ayo kita shopping syantik", ajak Bella menarik narik tangan Letta.

Sementara Rillie merenggut sedih karna perkataan Bella, tentu saja ini salahnya. Salahnya karna membuat grup sialan seperti itu.

"Lo kalau ngomong yang bener dong bangsat!! Istri gue mau nangis gara gara lo!!", ucap Galen menunjuk nunjuk muka Bella, membuat Bella takut karna badan Galen yang terlalu besar untuk Bella.

Hal itu tentunya membuat Letta naik pitam karna hal sepele seperti itu, "Lo kalau ngomong ga usah kayak gitu juga asu!! Banyak bacot lo!!".

"Ini ada apa?"

"Bumi?", kaget Letta

AutophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang