Pesan

1.1K 156 9
                                    

Kali itu siang hari, tenang kantor Jungkook tanpa kebisingan yang berarti. Sibuk kota dan atap rumah pemukiman serta saling berhadapan dengan beberapa gedung menjadi pemandangan kantor Jungkook.

Awan nampak indah dilangit bergantung cerah membiaskan cahaya matahari kedataran bumi. Hanya salah satu hari biasa yang Jungkook lalui.

Namun dunianya runtuh separuh ketika satu pesan masuk kedalam ponsel Jungkook.

Pesan dari Taehyung cukup panjang diterima Jungkook. Kata perkata yang Jungkook baca semakin mengaburkan penglihatan, oh sungguh dunia ini akan runtuh pikir Jungkook.

Jungkook tak berkata tidak juga berekspresi. Perlahan ia mencerna pesan Taehyung, mencoba meyakinkan diri bahwa semua akan baik-baik saja.

Pesan Taehyung berisi ;
Maafkan aku mas, tapi aku kemarin telah menemui Yeonjun dan saat itu aku tersadar bahwa tidak akan ada tempat untuk ku diantara kalian berdua. Aku tidak sanggup untuk menghancurkan hubungan kalian berdua, bagaimanapun kita sama-sama mengerti bahwa anak kita adalah dunia kita juga. Aku akan melepaskanmu mas jika ini demi kebaikan Yeonjun atau dirimu juga. Aku mencintaimu mas, bagaimanapun juga aku mengharapkan kebahagiaanmu. Terimakasih untuk segalanya mas...

Semua tidak akan baik-baik saja. Jungkook tahu itu, dan kenyataan bahwa semua telah berakhir. Lagi dan lagi ia kembali kehilangan cintanya. Tidak cukupkah cinta pertamanya yang terlewatkan terebut orang, kini ketika cinta itu berhasil ia dapatkan kembali ia kehilangan. Namun kali ini terasa lebih sakit dari sebelumnya.

Jungkook tidak menangis. Sudah habis air mata. Namun ia termenung, renungan panjang dan tak berarti. Kekosongan kembali mengisi hati, kembali lagi rasa kesepian mendekap erat. Ini sudah berakhir—bisik Jungkook.

***

Sudah lama Jungkook tidak menyicip alkohol, walau ruang bawah tanah tempat ia menyimpan wine semakin penuh dan sesak namun tak pernah ada satu botol yang Jungkook sentuh untuk diri sendiri.

Jungkook menatap setiap botol, membaca setiap nama wine seperti berbisik melafalkan nama wanita cantik. Jemari menyusuri dingin kaca botol, memilih yang mana yang akan menemani malam ini.

Jungkook menyukai satu bangku di teras belakang rumah yang menghadap kolam renang dan juga taman. Taman itu tertata rapih dengan potongan ranting semak yang tidak pernah panjang dan membentuk seperti kotak melapis tembok.

Pepohonan selalu menyejukkan hati seolah oksigen yang diproduksinya menghangatkan hati, karena itu Jungkook senang berlama-lama menatap mereka.

Gelas wine Jungkook tidak pernah kosong, terisi dan terus terisi. Botol kini tersisa setengah cairan, Jungkook sendiri nampak tidak mempedulikan berapa banyak yang telah ia tenggak.

Pening efek alkohol mulai terasa, sedikit mual karena Jungkook belum mengisi perutnya. Tapi Jungkook hanya ingin bergeming, meratapi kesendirian dan kembali membiasakan diri pada kesendirian itu.

Setelah satu botol kosong, Jungkook merasa tekanan pada kepala yang sangat berat. Memaksa Jungkook untuk menarik langkah menuju kamar. Membuat Jungkook tidur terlelap malam itu tanpa mimpi. Lebih baik, karena bermimpi ditengah keputus asaan tidak akan pernah bisa membantu.

Marry Your Dad | KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang