Yeonjun dan Taehyung

1.3K 167 11
                                    

Awan jingga menyapa di langit sore, matahari kemerahan perlahan bergerak turun menyembunyikan diri diantara dunia. Taehyung diam dengan teh yang masih mengepulkan asap putih. Lamunan yang terlalu dalam membuatnya lupa akan panas teh yang tanpa sadar malah Taehyung seruput. Taehyung terlonjak, menumpahkan teh pada paha yang mana sudah lebih dulu juga membuat bibir dan lidahnya melepuh. "Ah—" ia mengeluh, merintis juga karna kulit paha yang mulai terbakar.

Taehyung kini membalurkan salep pada kulit paha yang kemerahan, setelah itu kembali terdiam dalam lamunan yang sama.

Pikiran atas keresahan Jungkook dan Yeonjun menghantui tiap waktu Taehyung. Penolakan Yeonjun dan keputus asaan Jungkook. Jungkook memang seorang pejuang, namun kali ini tak ada yang bisa Jungkook lakukan. Bukan tidak ingin namun serasa sudah buntu segala perjuangan.

Beberapa hari telah berlalu sejak malam itu, malam dimana tubuh mereka saling memiliki satu dengan lain. Seperti minpi indah yang kemudian menghilang pergi saat fajar menjemput. Jungkook tidak lagi menghubungi Taehyung. Berkata bahwa ia butuh waktu itu merek, butuh waktu untuk menyelesaikan masalah Yeonjun. Walah begitu Jungkook terap membisikan kata cinta ketika perpisahan mereka kemudian.

Taehyung menghela nafas berat, haruskan ia ikut bertindak?

Ia memang sudah berjanji untuk menyerahkan seluruhnya pada Jungkook. Namun waktu serasa sangat lama untuk dilalui dan Taehyung tak ingin hubungan ini tergantung tak menentu kemana tujuan.

Bisa jadi ini adalah keputusan yang memperkeruh keadaan, namun tak ada salah untuk mencoba. Jikalau gagal maka mungkin sudah takdir mereka.

***

Taehyung menanti dengan sabar, tegar terduduk tegap dengan segelas teh hitam panas yang menemani. Ia menanti, menanti seseorang yang ia undang malam itu untuk datang disalah satu fine dining kegemarannya. Bukan untuk mentraktir makan atau memperkenalkan makanan lezat namun Taehyung hanya ingin berbincang lebih tenang saja.

Yeonjun kemudian muncul nampak tak peduli dengan pengunaan jeans dan kaos yang santai, sangat tidak cocok dengan dress code seharusnya.

Taehyung mengerti bahwa ini adalah salah satu bentuk protes sang alpha muda. Jiwa muda yang membara suka tidak acuh pada keadaan.

"Spit it out!" Kata pertama yang Yeonjun lontarkan ketika telah terduduk berhadapan dengan Taehyung. Terdengar kasar namun Taehyung tidak peduli.

Taehyung tidak merasa gugup, ia telah lebih mengerti keadaan.

Pelayan sibuk menuangkan minum pada gelas kosong, seorang lain menyajikan menu makanan pembuka untuk mereka.

Tatapan Taehyung lembut kepada Yeonjun, mengganggu Yeonjun dalam ketidak nyamanannya.

"Saya ingin minta maaf—" kata balasan ucapan dari Taehyung yang mengacuhkan hidangan pembuka dimeja. "Jika kamu berpikir saya akan memohon untuk restu, saya tidak akan melakukan hal itu. Saya ingin meminta maaf"

Yeonjun bergeming, walau makanan terlihat lezat tapi tidak ada nafsu makan sama sekali. Kata dari Taehyung sedikit menggetarkan Yeonjun, permintaan maaf adalah hal yang tidak Yeonjun bayangkan dalam pembahasan kali ini. Skenario dalam pikir Yeonjun adalah Taehyung akan memohon persetujuan sampai mengemis.

"Saya juga memiliki seorang anak, yang saya cintai seperti ayahmu yang juga sangat mencintaimu. Dia besar tanpa sosok ayah alpha yang menlindungi, terkadang saya sulit mengurusnya karena saya hanya seorang omega yang lemah. Tapi saya berusaha mendidik anak saya dengan baik, mencintainya sebanyak yang saya bisa, mencukupi kebutuhannya tanpa perlu mengemis"

Yeonjun tertegun, diam mencoba memahami ucapan Taehyung. Taehyung juga terdiam sesaat masih dengan tatapan yang lembut pada Yeonjun, untuk beberapa saat mereka hanya saling pandang tanpa kata.

"Maaf, saya mungkin bukan omega yang kamu harapkan untuk bersama dengan ayahmu. Saya menerima penolakanmu dan saya memahami kegelisahanmu. Saya juga mengerti cinta ayahmu kepadamu, untuk itu saya ingin minta maaf juga karena telah merusak hubungan baik kalian. Maaf karena sudah merusak kepercayaanmu pada ayahmu."

Alasan Taehyung terdengar klise ditelinga Yeonjun, namun perlahan hatinya terketuk atas perkataan itu. Mungkin hanya sebagian diri yang membatah kebenaran, karena Yeonjun seketika berkecambuk dalam emosi yang tak dapat ia mengerti.

"Jika nanti kamu memiliki kehidupan kamu sendiri, saya hanya ingin berpesan untuk jangan pernah meninggalkan ayahmu. Ayahmu mungkin terlihat tangguh, namun dia hanya alpha yang kurang becus mengurus diri sendiri" suara Taehyung terdengar lembut dan tenang, walau ada luapan emosi yang tetiba membanjiri rongga deda sampai sesak. "Di hari tuanya nanti, dia mungkin akan terduduk diam seorang diri, kesepian menghabiskan malam. Saat itu ingatlah bahwa ayahmu telah mengorbankan kebahagiaannya untukmu dan ingat juga seorang omega yang akan rela melepaskan ayahmu untuk kebahagianmu juga"

Yeonjun melihatnya, mata yang berkaca-kaca namun tetap tegar menatapnya. Taehyung kemudian melepaskan senyum tipis, meneguk teh untuk meredakan diri.

"Makanlah... makanan disini sangat enak" Taehyung bangkit, "Terimakasih sudah datang. Saya pergi dulu" ucapan terakhir Taehyung sebelum akhirnya meninggalkan Yeonjun yang kemudian termenung dalam duduk.

Kegelisahan memeluk Yeonjun erat, kegelisahan yang tidak dapat ia artikan. Kegelisahan yang entah bagaimana bisa datang kepadanya.

Taehyung telah pergi, seharusnya ia merasa senang karena ini adalah apa yang ia inginkan. Namun kepergian Taehyung malah meninggalkan kekosongan di hati Yeonjun yang dengan perlahan akan ia mengerti.

Marry Your Dad | KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang