DALEM | Prolog

34.4K 1.8K 38
                                    


Hai, Ini cerita baru yah. Terinspirasi pagi kemarin. Kami kedatangan tetangga baru, dia sangat manis. Dan anaknya berusia 19 tahun tapi masih polos banget. Ketemu saya dan abi saya. dia mencium tangan abi saya,  abi saya sampai kaget. Jadi saya bikin cerita ini. Cerita agegap yang insya allah berbalut sedikit komedi. Happys reading


"Ratih"

"Dalem, bu."

Suara lembut gadis bertubuh mungil itu terdengar lembut di telinga saya. Entah sejak kapan, saya nyaris seperti stalker yang sering bersembunyi di teras depan rumah saya hanya untuk mendengar suaranya.

Tidak seperti ibunya yang bersuara tegas, gadis muda itu memiliki suara lembut, mendayu dan membuat saya sering "berkhayal" tentang dia. Gadis muda dengan suara medok khas jawa, dengan wajah ayu sering membuat saya membayangkan yang "iya - iya" tentangnya.

Dia gadis keturunan jawa, dengan tubuh mungil, wajah yang ayu tentunya dengan suara lembut mendayu yang membuat hati saya merasa hangat. Gadis itu baru berusia 19 tahun. Dia gadis yang sopan, dengan tutur kata lembut.

Dia bukan seperti Margareth mantan istri saya yang bertubuh seksi menggoda, tidak sama sekali. Dia terlihat anggun dan manja secara bersamaan. Tidak seperti payudara plastik  Margareth yang menyembul keluar. Pakaian Ratih sopan, bahkan sangat sopan. Hanya otak saya yang kotor sehingga sering berfantasi tentang Ratih, saya yakin  bahwa payudara asli milik  Ratih lebih besar dari pada milik Margareth meski saya belum pernah melihat secara langsung, Ratih selalu menggunakan  pakaian tertutup dan longgar.

Saya bukan seorang pria penjaja seks. Saya cenderung setia dengan satu perempuan. Meski saya akui saya dan Margareth melakukan hubungan suami istri bahkan sejak kami berpacaran. Kami bukan penganut budaya kolot, sehingga kami bahkan nyaris 24 jam bersama sejak memutuskan menjadi pasangan kekasih. Margareth yang dulu adalah  istri saya,gadis seksi itu yang saya pacari nyaris sepuluh tahun dan akhirnya saya nikahi tiga tahun belakangan.   Gilanya,  saat saya bermalam dengan Margareth yang  setiap malam  selalu siap untuk memanjakan "marco" kebanggaan saya, yang ada di dalam fantasi saya hanya ada Ratih. Anak tetangga depan rumah saya.

Sayangnya, sejak kepindahan Ratih dan orang tuanya ke depan rumah saya. Bahkan "marco" tidak mau bereaksi apapun dengan wanita manapun. Termasuk dengan margareth yang dulu adalah istri sah saya. Ya, sampai akhirnya Margareth memutuskan menceraikan saya karena nafkah batinnya tak terpenuhi.

Sehebat itu pengaruh Ratih dalam hidup saya, bahkan hanya mendengar suaranya saja membuat 'marco' berontak ingin keluar. Astaga! Saya merasa sangat brengsek, selalu menjadikan Ratih sebagai fantasi saya bermain solo, padahal Ratih seorang gadis yang sangat baik. Gadis penurut yang sangat mencintai kedua orang tuanya.

Saya tidak dekat dengan Ratih, dia gadis pemalu saya rasa. Dan saya akan membuat semuanya menjadi benar. Saya bertekad untuk menikahinya. Meski usia saya terpaut jauh, saya yakin orang tuanya tidak akan menolak saya. Jika pun mereka menolak, saya memiliki jutaan cara untuk meyakinkan mereka.

"Ratih," panggil saya pagi itu.

"Dalem, padhe. Eh, a-nu om,"jawab Ratih dengan suara lembut. Dia terlihat gugup dengan wajah memerah. Mungkin dia malu.

"Panggil saya mas saja biar akrab," kata saya sedikit mencoba peruntungan pagi ini.

"Oh, iya mas. Mau kerja?" Tanya Ratih sopan.

"Iya, mas berangkat dulu ya," kataku pelan.

"Iya, hati- hati mas," jawab Ratih sembari mencium tanganku.

Astaga! Gadis lugu ini begitu manis. Adegan ini yang selalu saya impikan sejak kecil. Dia harus menjadi istriku!





DALEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang