hari kedua

372 73 3
                                    

Semalam tadi, Asha sibuk berfikir siapa Janardana. Yang berujung sia sia juga. Tak ada teman yang bernama Janardana dalam sekolahnya. Atau setidaknya, itu setaunya.

Pagi ini Asha kembali masuki kelas, kali ini ia langsung intip loker meja nya. Pastikan bahwa ia akan benar dapat surat cinta dalam satu bulan penuh.

Dan ada!!

Asha cepat cepat tarik keluar sekotak susu. Kali ini tak ada surat beramoplop seperti kemarin. Ini hanya.. sebuah susu yang tertempel sticky notes di sisinya.

Berisi kata kata manis, tentunya.

Saya kalah
Dirimu terlampau indah
Apa tidak lelah?
Menjadi karya Tuhan paling megah?

-janardana

Asha tersenyum apik, sampai tak sadar ada sosok yang sudah duduk samping dirinya.

"Baca apaan?"

Arsenio Januar, lelaki remaja yang kebetulan duduk di bangku samping Arasha itu kacaukan lamunan Asha.

Asha masih kerutkan kening, "Dapet surat di loker"

Januar masih berdiri disamping meja Asha, kemudian angkat sebelah alisnya. "Surat apaan?"

Asha berikan surat yang tadi diterimanya pada lelaki disampingnya, "baca sendiri aja"

Januar baca dalam diam, kemudian anggukan kepala ringan.

"Punya secret admirer?"

"Ya menurut kamu?"

Januar berikan senyum kecil, sesaat sebelum ajukan tanya lagi.

"Tapi, janardana.. ini pria ya?"

Asha satukan kedua alisnya, tanda berfikir.

"Menurutmu dia juga cowok?"

Januar kedikkan bahunya, "ya kalau dilihat dari namanya, udah pasti cowo lah Arasha Anjasmaraaaa."

"Bukannya itu cuma nama palsu? kan bisa aja cewe trus sok sok an pake  nama Janardana!" Asha beragumen, yang dibalas gumaman pelan dari Januar.

"Tapi kalau emang itu cowo, menurut lo gimana?" Asha ajukan tanya pada temannya.

"Gimana apanya? ya biasa aja??" Januar tampak kebingungan dalam jawabannya.

Arasha tampak ingin ajukan tanya lainnya, namun ia urungkan sebab banyak teman yang pecah konsentrasinya.

Nanti saja tanya lagi ke Januar nya. Iya, nanti kalau ia masih ingat maksudnya.





tbc

⚘◂ jαnαrdαnα៹↲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang