Asha tengah telungkupkan badan di ranjang miliknya.
Lelah. Seharian ini dirinya hanya berlatih menari sampai lemah.
Besok pertandingan, jadi malam ini Asha putuskan untuk tonton satu film sebagai hiburan.
Buka laptopnya, Asha coba cari judul film menarik yang kemarin sudah di unduhnya.
Entah kenapa hari ini rasanya ada yang kurang, seperti hilang, atau mungkin belum terlaksanakan.
Ponsel nya bergetar, satu nofitifikasi chat masuk tampil di layar. Ah, dari Januar!!
Masih dengan posisi telungkup, Asha masukkan kode ponsel yang kemudian langsung lihat isi pesan.
Januar
|lo udah liat isi surat Janardana yang hari ini belum si?
|liat dong, mau baca jugaAsha tersadar. Pantas saja rasanya hari ini hambar. Ia belum baca surat yang biasa buat hatinya berdebar!!
Asha bangun dari acara berbaringnya, mencari sepucuk surat yang ia simpan dalam tasnya. Kemudian dengan tergesa dirinya membaca rentetan kalimat didalamanya.
Pangeran berlatih keras
Pangeran menari lepas
Bergerak lincah temui lagu
Semangat ya, sayangku.-janardana
Lagi, Asha kembangkan senyum sebelum kemudian ia memotret tulisan indah itu untuk dikirim ke Januar.
Asha sibuk memeluk kertas kecil itu, sembari mencoba menerawang gambaran sosok yang terlihat sangat tampan.
Ah, rasanya Asha bisa langsung menangkan perlombaan.
Asha lalu tempel surat kecil itu pada meja belajarnya. Putuskan untuk kembali ke aktivitas sebelumnya. Iya, menonton film seperti keinginan awalnya.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
⚘◂ jαnαrdαnα៹↲
FanfictionSelama 2 minggu, Asha mendapat puisi puisi singkat dan satu susu kotak dalam loker bangkunya. Puisi singkat, tapi terlihat memujanya. Asha yang awalnya tak menghiraukan lama lama penasaran juga. Siapa sebenarnya dibalik nama Janardana yang selama in...