Berita kalahnya didengar seantero sekolah
Harusnya marah, andai tidak lengah
Tapi anjasmaraku sedang lemah
Jangan hakimi, dirinya tak bersalahAnjasmara, lelakiku
Kalahmu tak buat malu
Jangan sedih ya, tuanku?-janardana
"Janardana bilang apa?"
Asha tolehkan kepala. Januar sudah tatap penuh tanya.
"Kamu tau kan kemarin aku sama tim kalah waktu lomba?"
Januar anggukkan kepala. Kemarin Arasha sudah beritahunya.
"Kali ini isinya semangat. Gak nyemangatin juga sih, cuma kaya dia bilang gapapa gitu kalau aku kalah."
"Seneng?"
Asha kerutkan kening bingung, "Seneng kenapa?"
"Seneng karna surat dari janardana? dan eum btw bener kata dia, gausah sedih sama kalah kemarin, usaha lagi di lomba depan."
Asha tersenyum, "Iya santai."
"Dan masalah janardana.. Not gonna lie, aku ngerasa lebih nyaman habis dapet surat ini. i dont know but aku ngerasa lebih diperhatiin aja haha."
Mengedikkan bahunya, Asha kemudian menggeleng samar.
"Kamu beneran belum tau siapa si janardana? sekarang hari ke berapa sih?"
Januar tampak ajukan tanya. Kembali.
"Hari ke tujuh buat suratnya, tapi total ya hari ke delapan. Dan ya, aku belum tau siapa janardana. Penasaran sih, tapi masih mager nyari tau. Bingung juga gak sih? emang anak sini ada yang namanya janardana?"
"Nggak ada."
"Yaudah deh kamu usaha sana nyari tau, daripada nanti nyesel kalo udah gak dapet ini surat surat lagi. Mewek lu." Januar lanjutkan kalimatnya, disampingnya Arasha tampak ingin menerkam nya.
"Dihhh Januar jelek!"
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
⚘◂ jαnαrdαnα៹↲
Fiksi PenggemarSelama 2 minggu, Asha mendapat puisi puisi singkat dan satu susu kotak dalam loker bangkunya. Puisi singkat, tapi terlihat memujanya. Asha yang awalnya tak menghiraukan lama lama penasaran juga. Siapa sebenarnya dibalik nama Janardana yang selama in...