Netranya tatap sosok Januar di sudut belakang ruangan. Namun Asha coba untuk acuhkan.
Setelah perdebatan singkat kemarin. Mereka tak juga berbaikan. Bahkan sekedar memberi pesan.
Sebenarnya Asha paham. Kemarin Janur tak coba menyinggung perasaan. Hanya keluarkan apa yang ada dipikiran. Dirinya pun juga salah tak bisa jaga omongan.
Tapi mau bagaimana lagi? Gengsi lelaki. Sama sama merasa paling paham urusan duniawi.
Maaf sudah ingin dikata. Namun rasa bersalah juga tak singgah di dada. Jadi bagaimana ya? Rindu tapi malu.
Asha gelengkan kelapa ringan. Lebih baik baca surat dari Janardana daripada urusi pertengkaran.
Anjasmara mau tahu?
Sekarang puan tengah merindu
Ingin memadu, tapi malu
Ingin mencumbu, namun ragu
Tunggu sampai siap ya kasihku?-janardana
Lucu. Senyum kembang apik dalam malu.
Tapi tunggu!! dibalik surat ini ada clue!
Anjasmara, sudah hari kesepuluh ya? tinggal sisa 4 hari lagi. mau tau sesuatu? janardana dapat kamu temu di sansekerta. Bukan arti sebenarnya.
-janardana
Sudah hari kesepuluh ya? Rasanya baru kemarin ia dapat surat cinta. Lalu, sisa empat hari katanya? Sebenarnya siapa sih si Janardana?
Sebentar sebentar. Bahasa sansekerta? tapi bukan arti sebenarnya?
Janardana ini bicara apa? Asha semakin pusing dibuatnya.
Asha sudah mau telusuri dalam kolom pencarian. Tapi belum juga dapat hasil memuaskan, guru malah sudah masuk dalam ruangan!!!
Januar juga sudah lungguh. Hanya lirik dirinya acuh. Aduh, hari ini Asha rasanya benar benar keruh!!!
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
⚘◂ jαnαrdαnα៹↲
Fiksi PenggemarSelama 2 minggu, Asha mendapat puisi puisi singkat dan satu susu kotak dalam loker bangkunya. Puisi singkat, tapi terlihat memujanya. Asha yang awalnya tak menghiraukan lama lama penasaran juga. Siapa sebenarnya dibalik nama Janardana yang selama in...