Hari ketiga, kotak susu ketiga, surat ketiga. Arasha Anjasmara, remaja lelaki kita, sudah mulai terbiasa dengan rutinitas baru paginya.
Iya. Mengecek loker dan berfikir siapa sang pengangum rahasia.
Anjasmara, kamu menang
Sedang saya hanya pecundang
Sayangku, dirimu pangeran
Sedang saya hanya suruhan
Arasha, lakumu di puja
Dipuja saya, remaja pengharap cinta.-janardana
Tulisan itu yang kali ini dapat netranya baca.Ah sungguh!! Janardana itu pasti tulis frasa lalui cinta.
Asha dapat rasakan tulusnya, Asha benar benar merasa dipuja!!
Lalu ini, Anjasmara. Tak pernah ada yang panggil Asha dengan nama belakangnya. Dirinya baru sadar, nama Anjasmara ini.. terlihat apik sekali ya bila ditulis oleh Janardana? Ia jadi benar benar menyukainya.
Kali ini Asha punya ide yang sedikit gila. Bagaimana bila ia coba membalas pesan si Janardana?? Menarik sekali sepertinya!
Asha ambil bolpoin dan sticky notes dari kotak pensilnya. Lalu tuliskan sebaris kalimat dengan senyum yang tak henti berkembang di bibirnya.
Janardana, panggil saya Anjasmara lagi. Saya suka.
Oh iya, apa kamu benar benar tak mau tunjukkan muka? Saya penasaran! Siapa tahu kita bisa betulan pacaran kan? haha^^-Anjasmara
Sudah selesai. Asha taruh tulisan itu di dalam loker mejanya. Berharap besok pagi, sang Janardana temukan kertas berwarna yang Arasha sembahkan untuknya.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
⚘◂ jαnαrdαnα៹↲
FanfictionSelama 2 minggu, Asha mendapat puisi puisi singkat dan satu susu kotak dalam loker bangkunya. Puisi singkat, tapi terlihat memujanya. Asha yang awalnya tak menghiraukan lama lama penasaran juga. Siapa sebenarnya dibalik nama Janardana yang selama in...