11

25.4K 2.6K 339
                                    

Pukul 11 malam, Guanlin terbangun dari tidurnya karena haus. Tapi saat menoleh ke samping ia mengernyit karena tidak mendapati Renjun di tempatnya. Ke mana?

Dari tempatnya sekarang Guanlin bisa melihat pintu ruangan belajar Renjun yang terbuka setengah dan lampu yang juga menyala. Guanlin yang berpikir Renjun ada di sana segera bangkit dan menghampiri.

"Dek.."

Panggilan dari Guanlin membuat Renjun yang sedang mengerjakan sesuatu di laptop itu menoleh.

"Mas, kok bangun?" tanya Renjun.

"Kamu kenapa belum tidur hm?" Bukannya menjawab, Guanlin malah balik bertanya. "Ini udah malem. Ayo tidur!"

"Adek lagi ngerjain tugas ini." balas Renjun sembari menunjuk layar laptopnya. Suaranya terdengar parau, menunjukan kalau si manis itu sebenarnya sudah sangat mengantuk.

"Udah jam 11 malam sayang. Dilanjut besok aja ngerjain tugasnya ya." bujuk Guanlin.

"Nggak bisa Mas, deadline tugasnya besok. Mas tidur duluan aja."

Guanlin berdecak. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun ia keluar dari ruangan itu membuat Renjun menghela napas sedih.

"Mas Alin marah ya?" gumam Renjun pelan. Tapi Renjun mencoba untuk tak ambil pusing dan kembali melanjutkan tugasnya.

Tapi ternyata setelah beberapa menit Guanlin kembali dengan membawa nampan berisi segelas susu hangat dan setoples cemilan kesukaan Renjun.

"Nih minum susu dulu, biar semangat ngerjain tugasnya!" ucap Guanlin.

"Iya Mas." Renjun mengambil segelas susu tersebut dan meminumnya seperempat bagian. "Makasih.."

Guanlin tersenyum seraya mengusak rambut Renjun.

"Masih banyak tugasnya?"

"Lumayan."

"EH MAS!" Renjun memekik kaget begitu Guanlin mengangkat tubuh mungilnya lalu menempatkan tubuhnya di pangkuan lelaki tampan itu dengan posisi membelakanginya.

"Mas bantuin ya."

"Nggak usah Mas." tolak Renjun cepat. "Mas tidur aja, kan besok Mas harus kerja."

"Mas nggak setega itu ngebiarin kamu bergadang sendirian buat ngerjain tugas, sedangkan Mas enak-enakan tidur di kamar." ucap Guanlin. "Sini biar Mas bantuin!"

Renjun menurut, ia membiarkan Guanlin membantunya mengerjakan tugas. Sesekali mereka juga mengobrol tentang hal-hal random.

1 jam kemudian...

"Akhirnya selesai!!" seru keduanya kompak. Mereka saling melempar tatap sebelum akhirnya tertawa bersama.

Renjun mematikan laptopnya lalu mengubah posisi duduk menjadi menghadap suaminya.

"Mas, makasih udah mau bantuin Adek ngerjain tugas. Adek sayang Mas banyak-banyak!"

"Sama-sama sayang. Sini cium dulu!" Guanlin memajukan tubuhnya untuk menggapai bibir manis Renjun. Si manis dengan senang hati membalas ciuman suaminya. Tangannya juga mengalung indah di leher Guanlin.

"Mmhh!" Renjun meremat piyama yang dipakai Guanlin saat suaminya itu makin brutal menghisap bibirnya.

Tepukan di dada sebanyak dua kali membuat Guanlin sadar kalau Renjun-nya hampir kehabisan asupan oksigen. Akhirnya dengan sedikit terpaksa ia melepas tautan bibirnya.

Guanlin tersenyum memperhatikan Renjun yang sedang menetralkan napas dengan wajah memerah padam. Saliva entah milik siapa bercucuran di dagu hingga ke leher.

"Cantik.." puji Guanlin sembari mengusap saliva di dagu istrinya.

"Apaan sih Mas!" balas Renjun malu-malu.

Kalian pikir, Renjun baper cuma dengan satu kata pujian seperti itu?

YA JELAS BAPER!

"Udah yuk, kita tidur!" ajak Guanlin.

"Tapi aku laper Mas.." balas Renjun.

Guanlin melirik jam yang menempel di dinding. Pukul 12 lewat 5.

"Mau masak mie instan?" tanya Guanlin menawarkan.

"Mau!" jawab Renjun semangat.

Guanlin terkekeh pelan. "Okay. Lets go!"

Guanlin berdiri sembari menggendong Renjun lalu membawanya ke dapur. Sesampainya di sana ia mendudukan tubuh Renjun di meja makan.

"Mau mie kuah atau mie goreng?" tanya Guanlin.

Renjun berpikir sebentar sebelum menjawab, "Mau mie kuah aja Mas. Pake telor mata sapi ya!"

"Siap. Ditunggu ya, princess!" ucap Guanlin.

"Prince ih, bukan princess!" balas Renjun protes.

"Princessnya Mas kok!"

"Ish!" Renjun merengut. "Cepet masak Mas, aku udah laper!"

"Haha iya iya."

"Sini Mas aku bantu siapin bumbu mie-nya!"

10 menit kemudian...

"Udah jadi. Selamat makan!" seru Guanlin setelah meletakan dua piring berisi mie dan telur mata sapi di atas meja makan.

Guanlin memimpin doa dan setelahnya mereka memakan makanannya dengan tenang hingga semuanya tandas.

"Kenyang!!" Renjun berseru sembari mengelus perutnya. Guanlin yang gemas pun ikut mengusap perut mulus milik istrinya.

"Udah yuk tidur!" ajak Guanlin.

"Gendong~" pinta Renjun manja sembari mengulurkan tangannya.

"Gemes banget sih bayik!" Guanlin dengan senang hati menggendong tubuh mungil Renjun dan membawanya ke kamar mereka. Sesampainya di kamar ia membaringkan tubuh Renjun dengan hati-hati, lalu setelahnya ikut berbaring di sebelah Renjun.

"Selamat malam Dek!"

"Malam Mas!"

.

.

.

"Emang kenapa nanyain itu? Lo mau tindik juga?" Haechan bertanya pada Renjun.

"Nggak apa, gue nanya aja." jawab Renjun.

"Gue sih masang tindik di pusar sama di penis. Kak Mark yang suruh." ucap Haechan.

"NJING DI PENIS?!" seru Renjun dan Jaemin kaget.

"Iya. Kenapa? Mau liat?"

"Jangan!" Renjun dan Jaemin kompak menahan tangan Haechan yang ingin membuka resleting celananya sendiri. Haechan sinting.

"Emang nggak sakit?" tanya Jaemin.

"Sakit lah!" jawab Haechan cepat. "Tapi nggak apa-apa, demi suami apa sih yang nggak."

"Hm sebenernya gue pengen tindik, tapi bingung pasang di mana." ucap Renjun.

"Gue saranin sih di pusar aja, atau di puting susu." balas Haechan memberi saran.

Renjun mengangguk-anggukan kepalanya.

"Lo ada rekomendasi dokter yang bisa pasang tindik?" tanya Renjun lagi.

"Ada kok. Nanti gue kirim di chat ya." jawab Haechan.

"Hehe. Makasih Echan!"

Tbc..

Garing banget ini:"

AFTER WEDDING (GuanRen)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang