15

24.8K 2.6K 216
                                    

Gabut banget, up sekarang aja lah








"Njun!"

"Iya Ma?"

"Nih pemberian dari Bunda sama Mama. Dipake ya!" ucap bunda Winwin sembari memberikan sebuah paperbag entah apa isinya.

"Apa ini Bun?" tanya Renjun penasaran.

"Eh jangan dibuka sekarang!" Mama Luhan mencegah Renjun yang ingin membuka dan melihat apa isi di dalam paperbag itu.

"Pokoknya nanti pas di Bali kamu harus pake." ucap Mama Luhan membuat bunda Winwin langsung mengangguk setuju.

Renjun memandang bunda dan mertuanya curiga. "Ini bukan yang aneh-aneh kan?"

"Bukan kok. Ya kan Win? Hehe!" jawab Mama Luhan dengan canggung sembari menyenggol lengan bunda Winwin.

"I-iya, bukan yang aneh-aneh kok."

Renjun melihat gelagat dua lelaki manis di depannya jelas bertambah curiga. "Tuh kan, pasti ini yang aneh-aneh deh. Nggak mau pake ah!"

"Itu tuh pemberian Bunda sama Mama. Durhaka kalo kamu nggak nurut apa kata Bunda, mau kamu jadi anak durhaka?" ucap bunda Winwin mengancam.

"Ih iya deh iya, nanti Njun pake." balas Renjun dengan sedikit terpaksa membuat bunda Winwin dan mama Luhan kegirangan.

"Ya udah sana, suami kamu udah nunggu!" ucap Mama Luhan.

"Iya. Doain semoga perjalanan aku sama mas Alin lancar ya." balas Renjun.

"Bunda sama Mama pasti doain kamu kok!" ucap bunda Winwin.

"Oh ya, bunda sama mama mau dibawain oleh-oleh apa?" tanya Renjun.

"Oleh-oleh mah nggak penting. Yang penting mah debay, Mama nggak sabar mau gendong cucu tau!" jawab Mama Luhan.

"Iya Ma, doain aja ya."

.

.

.

Setelah menempuh perjalanan menggunakan pesawat pribadi selama kurang lebih dua jam, pasangan itu pun mendarat di Bali dengan selamat.

Dari bandara mereka menuju ke tempat rental untuk menyewa mobil. Setelahnya barulah ke villa tempat peristirahatan keduanya selama di Bali.

"Akhirnya ketemu kasur lagi!" seru Renjun seraya menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur.

"Sayang, kamu nggak mau makan dulu?" tanya Guanlin.

"Nanti aja deh Mas. Adek capek, mau istirahat dulu."

"Oh ya udah, Mas juga mau istirahat aja." Guanlin ikut berbaring di samping istrinya lalu memeluknya.

Tak lama keduanya sudah masuk ke alam mimpi.

.

.

.

Niatnya hanya ingin beristirahat sebentar, Guanlin dan Renjun malah kebablasan tertidur sampai jam 5 sore. Mungkin kalau cacing di perut mereka tidak demo meminta makanan, keduanya tidak akan bangun hingga malam.

"Mandi dulu yuk Dek, habis itu baru kita cari makan!" ajak Guanlin.

"Nggak usah mandi ah Mas. Adek udah laper banget!" balas Renjun.

"Kita habis perjalanan jauh masa nggak mandi sih. Jorok tau!" ucap Guanlin lagi. "Ayo mandi dulu sayang!"

"Ish ya udah gendong Adek!" pinta Renjun sembari mengulurkan tangannya.

"Mau mandi bareng emang?" Guanlin bertanya.

"Iya, biar cepet Mas!" balas Renjun.

'Heheh!' -Lai Guanlin, tertawa jahat. (lagi)

"Cepet ih, malah bengong!" sentak Renjun kesal. Nggak tau apa cacing di perutnya udah pada demo.

"Iya iya. Cmon angel!" Dengan hati-hati Guanlin mengangkat tubuh istrinya dan menggendongnya ke dalam kamar mandi.

1 jam kemudian...

Mereka berdua keluar dari dalam kamar mandi. Renjun berada di gendongan Guanlin dengan raut wajah kesal. Bahkan matanya sudah berkaca-kaca menahan tangis.

Tidak perlu dijelaskan pasti kalian sudah tau kenapa.

Guanlin menurunkan tubuh Renjun di pinggir ranjang. Ia terkekeh melihat raut cemberut istrinya. Dengan gemas ia pun mencubit pipi Renjun.

"Hei, cemberut aja nih manis!" godanya.

"Diem! Adek kesel sama Mas!" ucap Renjun galak.

"Jangan kesel dong, kan tadi cuma seronde." bujuk Guanlin.

"Ish Mas nggak sadar apa gimana, seronde bagi Mas itu hampir sejam. Adek pegel, mana tadi sambil berdiri lagi!" omel Renjun kesel.

Guanlin meringis dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ya udah sekarang kita cari makan ya. Kamu udah laper kan?"

"Iya lah. Pake nanya lagi!"

"Ya udah yuk kita pergi!" ajak Guanlin lagi. Ia ingin mengambil kunci mobil tapi Renjun menahannya.

"Adek mau naik motor aja." ucap Renjun.

"Tapi kan kita nggak sewa motor tadi." balas Guanlin.

"Tadi Adek lihat di deket villa ini ada tempat sewa motor vespa gitu Mas."

"Oh gitu. Ya udah deh, ayo sayang!"

.

.

.

Setelah cukup lama mengelilingi jalan menggunakan motor vespa berwarna biru yang mereka sewa, akhirnya keduanya menemukan restoran pinggir jalan yang menjual berbagai makanan khas Pulau Dewata. Mereka pum memutuskan untuk makan di sana malam ini.

"Ingin pesan apa, tuan?" tanya si pelayan dengan sopan.

"Adek mau apa hm?" Guanlin bertanya pada istrinya yang masih sibuk memilih menu.

"Eum..kayaknya nasi campur sama sate lilit enak deh Mas. Adek mau itu aja." jawab Renjun.

"Okay. Nasi campur 2 porsi, sama sate lilit 1 porsi ya." ucap Guanlin pada si pelayan.

Pelayan itu mencatat pesanan mereka sebelum bertanya lagi, "Minumnya?"

"Es teh manis aja, dua ya."

"Baik. Mohon ditunggu ya!" Pelayan itu menunduk hormat lalu pergi dari sana.

Tak menunggu lama, pesanan mereka pun datang. Keduanya langsung memakannya dengan lahap. Efek udah kelaperan daritadi juga sih.

"Mmm... enak banget!" ucap Renjun.

"Adek suka?"

"Mhm!" Renjun menjawab pertanyaan suaminya dengan mengangguk antusias.

Guanlin mengusak surai istrinya sekilas. "Makan yang banyak, biar Adek cepet besar!"

"Dih apaan! Adek emang udah besar ya!" seru Renjun tidak terima.

"Mungil gitu kok, masih kayak bayik!"

"Ish Adek bukan bayi, buktinya Adek udah bisa bikin bayik!"

"HEH!" Guanlin melotot denger ucapan istrinya.

"Apa?! Mau buktiin?!" tanya Renjun nantangin.

Guanlin hanya berdecih. NANTI NANGESS!

Tbc...

AFTER WEDDING (GuanRen)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang