21

23.6K 2.4K 316
                                    

Gabut banget, up sekarang gapapa lah yaa













Usia kandungan Renjun sudah masuk 8 minggu. Selama masa kehamilan ini, stamina Renjun menjadi sangat berkurang. Ia selalu mual-mual setiap harinya, bahkan tingkat napsu makannya pun berkurang.

Seperti saat ini contohnya. Baru jam 9 pagi, tapi sudah terhitung tiga kali ia bolak balik ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya.

"Udah? Atau masih mau muntah lagi?" tanya Guanlin sembari memijat tengkuk istrinya dengan lembut.

"Udah Mas. Percuma, dimuntahin juga yang keluar air doang." jawab Renjun lemas.

"Ya udah, sini Mas lap dulu!" Guanlin menundukan tubuhnya dan mensejajarkan wajahnya dengan wajah Renjun. Lalu dengan telaten ia mengelap sekitar bibir istrinya menggunakan tisu basah.

Setelah dirasa bersih, Guanlin mengangkat tubuh Renjun ke dalam gendongannya dan membawanya ke kamar. Ia menurunkan tubuh Renjun di tempat tidur dengan posisi tengkurap. Setelahnya ia duduk di pinggir ranjang lalu mulai mengoleskan minyak kayu putih pada tengkuk sang istri dan memijatnya lembut.

"Udah enakan?" tanya Guanlin.

"Udah Mas, lumayan." jawab Renjun. Lalu dengan perlahan si manis itu mengubah posisinya menjadi terlentang.

"Sekarang kamu istirahat ya. Nggak usah masak, biar nanti delvery aja. Nggak usah bersih-bersih juga, biar nanti Mas pesen go-clean aja." ucap Guanlin.

"Makasih ya Mas. Dan...Maaf."

"Kenapa minta maaf hm? Adek kan nggak salah apa-apa."

"Gara-gara ngurusin Adek, Mas sampe nggak bisa berangkat ke rumah sakit. Adek pasti nyusahin. Maafin Adek."

"Sstt! Hei hei, jangan nangis dong." Dengan sigap Guanlin menarik Renjun ke dalam pelukan hangatnya. "Mas ini suami kamu. Udah kewajiban Mas buat ngejaga kamu dan baby, udah kewajiban Mas buat ngerawat kamu pas sakit. Kamu sama sekali nggak nyusahin sayang. Jangan ngomong gitu lagi ya, Mas nggak suka."

"Maaf." ucap Renjun sembari mengelap sisa air matanya.

"Jangan nangis lagi ya. Nanti baby di dalam perut ikutan sedih." balas Guanlin sembari mengelus perut istrinya.

"Maafin Bunda ya. Baby sehat-sehat ya di dalam perut Bunda. Bunda sayang banget sama baby." Renjun berbicara seolah ia berbicara pada sang jabang bayi di dalam perut.

"Udah ya, sekarang kesayangan Mas harus istirahat." ucap Guanlin. Ia membenarkan tatanan bantal lalu membantu istrinya untuk berbaring.

"Mas di sini kan?" tanya Renjun pelan.

"Mas di sini sayang. Dah, istirahat ya!"

.

.

.

Pagi ini, hujan lebat mengguyur kota. Renjun yang berada di pangkuan suaminya entah kenapa sangat antusias melihat rintik-rintik hujan yang jatuh ke bumi dari jendela.

"Mas, Adek mau main hujan." pinta Renjun tiba-tiba.

"Nggak boleh. Nanti kamu sama baby sakit. Lagipula kan tadi kita udah mandi. Jangan ya." balas Guanlin mencoba memberikan pengertian pada istrinya.

"Sebentar aja Mas, lima menit. Please~" mohon Renjun dengan tatapan penuh harap.

"Nggak boleh sayang." balas Guanlin keukeuh. "Daripada mandi hujan mendingan kamu nonton kartun. Tuh liat ada Moomin!" Guanlin mencoba mengalihkan perhatian istrinya dengan menyalakan televisi yang sedang menampilkan karakter kartun favorit Renjun, tak lupa juga untuk mengeraskan volumenya.

AFTER WEDDING (GuanRen)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang