25

21.3K 2.2K 360
                                    

Sesuai janji. Up lagi nih:)













Di pagi yang lumayan cerah ini Guanlin berniat untuk bersepeda keliling komplek. Ia memang rajin berolahrga, baik itu lari, bersepdeda atau pergi ke gym setiap hari libur. Tapi saat ingin mengambil sepeda di garasi Guanlin dikejutkan oleh seorang yang memeluk pinggangnya disertai dengan rengekan yang Guanlin tahu betul siap itu.

"Mas mau ke mana?"

Guanlin berbalik menghadap sang istri. Ia terkekeh melihat wajah lucu istrinya yang baru bangun tidur. "Mas mau sepedaan sayang. Adek mau ikut?"

Renjun menatap Guanlin dengan mata berbinar lalu menganggukan kepalanya semangat. "Adek ikut! Tapi bonceng di depan ya, kayaj waktu kita pacaran dulu."

Guanlin tertawa. Ia masih ingat saat pacaran dulu pernah mengajak Renjun untuk bersepeda ke taman kota. Tapi saat hari H ban sepeda Renjun tiba-tiba kempes jadi berakhirlah Guanlin membonceng Renjun di depan. Untung tubuh Renjun mungil, jadi nggak berat. Hehe.

"Ya udah kalo gitu kamu ganti baju dulu sana, Mas mau ngambil sepedanya." ucap Guanlin.

"Hehe, oke!" balas Renjun girang lalu berlari ke kamar untuk ganti baju.

"ASTAGA! JANGAN LARI-LARI, LAI RENJUN!" teriak Guanlin mengingatkan. Hampir jantungan dia ngelihat istrinya lari-lari pas kondisi hamil.

.

.

.

"YEAYYY!"

Renjun merentangkan tangannya lebar-lebar dan menikmati angin yang berhembus ke wajah manisnya. Sedangkan Guanlin yang sedang mengayuh sepeda hanya terkekeh melihat tingkah istrinya. Menggemaskan sekali!

"Adek seneng?" Guanlin bertanya.

Renjun mengangguk semangat membuat rambutnya ikut bergoyang. "ADEK SENENG BANGET!"

"Hei, jangan gerak-gerak. Nanti kita jatuh sayang!" Guanlin mengingatkan.

"Oiya, hehe!" Renjun cengengesan.

Tak lama, Guanlin berhenti mengayuh sepeda karena mereka sudah sampai di taman komplek.

"Dah sampe. Turun sayang!" ucap Guanlin.

Dengan semangat Renjun melompat dari atas sepeda. Ia memandang sekekeliling dengan mata berbinar.

"Dek, jangan loncat-loncat dong. Kasian baby-nya keguncang sayang." ucap Guanlin mengingatkan sembari mengelus perut istrinya.

"Hehe, iya. Adek lupa."

"Ya udah. Kita duduk sana yuk!" ajak Guanlin. Ia merangkul Renjun untuk duduk di salah satu kursi taman.

"Mas, sepedanya ditinggal di sana nggak apa-apa? Nggak bakal hilang?" Renjun bertanya.

"Nggak kok. Tenang aja." jawab Guanlin yakin.

Renjun menyandarkan kepalanya di bahu Guanlin, sedangkan Guanlin memeluk pinggang istrinya dengan lembut. Mereka menikmati udara segar di pagi hari dan memperhatikan beberapa orang yang berlalu lalang.

"Njun!"

Sapaan dari seseorang membuat Renjun menegakan tubuhnya dan menoleh ke sumber suara.

"Eh, Seungmin!" sapanya antusias. Seungmin ini adalah salah satu teman satu fakultas Renjun di kampus dulu.

"Udah lama ya kita nggak ketemu. Kamu apa kabar?" Seungmin bertanya.

"Aku baik. Kamu sendiri gimana?"

AFTER WEDDING (GuanRen)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang