"Liat apa sih?!" Metta melotot karena Angga tak kunjung bicara pada intinya.
"Fotto gue sammmaaaa .... --Mirraaaa--." Angga memamerkan Fotonya di lapang bisbol dengan Mirra. Mereka tampak melompat di lapang bisbol. Mereka berdua tersenyum ceria di udara.
"Lo boong yah? Katanya urusan bisnis. Ini mah pacaran Bancett!" Metta menoyor kepala Angga yang rambutnya kelimis karena keringat.
"Geu gak bohong kalee. Lo tahu gak? ternyata bapaknya Mira juga pengusaha. Jadi kayaknya kita bakal sering main bisbol bareng deh. Dan pasti makin deket nih kita." Angga menaik turunkan alisnya.
"Baguss dong. Lo post dong di ig loh. Nadin aja udah post foto sama pacar barunya masa elo belum." sindir Metta.
"Gue kan bukan Nadin. Ngapain punya pacar dipamer-pamer." Angga mendelik.
"Biar Mira seneng juga! Gimana si lo!"
"Gitu yah? Emang lo ikhlas gue post foto bareng cewek lain selain lo?"Angga lagi, lagi dan lagi menggoda Metta.
"Yee. Gue bukan siapa-siapa lo. Gak peduli gue sumpahh. Btw, muka lo keliatan bahagia banget? Syukur deh. Segera tobat ya pria fakboy." Metta memberi nasehat. Ia mengusap puncak kepala Angga kasar. Dan kemudian menyeret Angga keluar dari rumahnya. Ia mengusirnya supaya Angga mandi. Dia sangat tidak enak dipandang, meskipun Angga ganteng tetep saja kalo kucel, kotor, dan bau keringatan, Metta tidak ingin melihatnya.
"Bye! Mandi dulu yah biar jeleknya berkurang," kata Metta menghempaskan kerah baju putih Angga di luar pintu.
"Jahat banget sih Met. Ganteng gue kan permanen mana mungkin ada jelek-jeleknya gue."
"Lo kucel, gue gak mau liat loo," teriak Metta dari ambang pintunya.
"Orang ganteng kayak gue gak pernah kucel!" bantahnya.
"Yang buat lo kucel itu karena tingkat kepedean lo. Lo kucel sekali akibat itu. Lain kali jangan terlalu pede ya Cett." Metta dengan teriakannya lagi, meneriaki Angga yang berada di luar pagar rumahnya.
**
"Mir? Kamu akrab sama anaknya Derwan?"
Mira menengok ke arah sang papah yang bertanya sambil berjalan memberikan papahnya itu sebotol air mineral. "Angga Pah?" tanyanya.
"Iya." Pak Danto mengangguk lalu membuka botol minum yang kini berada di tangannya, dan meneguknya habis dengan beberapa kali tegukan. Mungkin lelah selepas latihan bisbol setangah hari ini.
"L-lumayan Pah,"
"Jangan pacaran dulu yah, yang bener belajarnya, kamu harus pinter, biar Bunda kamu tahu kalo kamu tuh bisa pinter karena didikan Papah."
Mira tersenyum miris. "Iya Pah." Ia hendak berjalan ke lantai atas, namun...
"Oh iya, nanti sore, guru les bahasa Prancis kamu ke sini, kamu yang ramah yang sama dia, soalnya minggu kemarin dia bilang kamu jutek banget," tutur sang Papah.
"Lagian aku males Pah, Bunda bilang nanti juga ada kelas bahasa dulu kan sebelum kuliah di sana," Mira melengos.
"Kamu mau ketinggalan sama orang-orang di sana?" tanya Pak Danto dengan tatapan serius.
"Y-ya ... enggak sih Pah,"
"Yaudah makanya."
"Yaudah deh Pah, aku ke kamar dulu ya banyak PR." Mira pun melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. Ada sedikit hal yang menekan batinnya.
**
"Ga? Tumben kamu pulang bisbol gembira banget? Dikasih iming-iming apa nih sama papahmu?" tanya Bu Litta seraya tangannya terus berkutat dengan laptop. Matanya bolak-balik antara benda eletronik itu dan Angga. Aktivitas di laptopnya adalah menghitung laba yang dihasilkan caffe miliknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
AngGaTta [ON GOING]
Teen Fiction"Ga? Lo bisa gak sih jangan terlalu deket sama gue?!!" "Lah, kenapa?" "Lo kan udah punya pacar anjir! Pake nanya. Ntar cewek lo ngamuk lagi gimana?!! "Gue gak bisa." "Kenap--" "Karena gue juga suka kan sama lo?" "STOP BERCANDA GA!" "Gue gak bercand...