2 - Tentang Metta Penggemar Salad Buah

378 196 220
                                    

Tgl publish : Rabu, 14-Juli-2021

Happy Reading❤

**

"Salad buah lebih penting dari lo Ga."

___Metta Adinia Rasyadi___

.
.
.

Untuk perdebatan kemarin tenang saja, Angga dan Metta tidak sampai bertengkar atau apapun itu yang mengarah kepada perselisihan. Angga lagi, lagi dan lagi selalu berhasil membuat senyum kembali tercetak diwajah Metta, apalagi saat keempat sahabatnya yang lain mulai datang ke basecamp dan membantu mecairkan suasana yang sunyi dimalam hari tadi.

**

Part 2

Pagi hari.

Metta sedari tadi menunggu Angga menjemputnya berangkat sekolah, namun Angga tak kunjung juga datang, yang membuat Metta akhirnya Metta menelpon Angga.

TUT... TUT....

"Hallooo Mett tumben nelpon, ada apa nih?" tanya Angga polos cengengesan tidak peduli sudah pukul 7 lewat 5 menit.

"Pake nanya lagi, ayo dong Ga udah jam 7 lebih nih, nanti kesiangan!" tegas Metta tidak berhenti melihat jam tangan. Waktu seolah berjalan cepat.

"Yaudah samperin sini ke rumah, lagi pake dasi dulu," tutur Angga menyimpan hpnya di meja untuk menyelesaikan memakai dasi.

"Heuhhh!" ketus Metta mendengus mengakhiri telpon dan dengan buru-buru menghampiri rumah tetangganya ---Angga.

Walaupun Angga tetangganya, butuh waktu sekitar 3 menit untuk Metta memasuki kamar Angga. Rumahnya bak istana, cukup jauh untuk sampai di kamar ini dengan cepat. Metta berlari cepat, menyuruh satpam Angga membuka gerbangnya, memasuki ruang utama yang besar, menaiki tangga yang panjang, barulah sampai di kamar Angga.

Metta menarik napas sebentar karena lelah, barulah mendengus karena mendapati Angga yang masih santai menyisir rambut.

Gak niat sekolah kali ni anak!

"Ayooooo." Metta menarik lengan Angga yang sedang menyisir, mengakibatkan sisirnya jatuh. Untung saja kedua orangtua Angga sudah pergi kerja sehingga Metta leluasa masuk ke rumah Angga yang besar ini.

"Iya-iya ah sabar dong sayang." Angga ditarik kasar sampai pintu. "Ehh! hape gue!" pekik Angga melepaskan tangannya dari genggaman Metta dan bergegas mengambil ponsel yang tadi ia taruh di meja belajar.

Setelah Angga kembali ke arahnya, Metta langsung menarik Angga lagi melewati lantai bawah sampai di halaman depan rumah Angga, dan sudah terjogrog motor gede merah lelaki itu.

"Ini tangan gak mau lepas nih?" ledek Angga mengedikkan dagu ke arah dimana tangannya dan tangan Metta beraut, refleks membuat Metta geli dan menghempaskan kasar genggamannya.

**

Di jalan yang sudah melewati perkampungan mereka, Metta merasa bingung.

Kenapa berasa ada yang kurang ya, batinnya.

Detik berikutnya ia teringat sesuatu. Refleks membuatnya berteriak.
"ANGAAAA!! SALAD BUAHHHHH! Cepet balik lagi ke rumah cepett!" Metta terus memukul-mukul bahu Angga tanpa ampun.

Salad buah adalah booster bagi Metta.

Angga sontak menghentikan motornya. Telinga akan pecah jika tidak menggubris ocehan perempuan yang di boncengnya.

AngGaTta [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang