45 -Lomba Estafet Putri-

75 14 1
                                    

Alo chinguu🤩✨

Jangan lupa vote commentnya ih!😡♥️

Yang belum follow aku, yuk buruan🤪

***

"Boleh enggak sih gue digantiin aja. Males banget ikut lomba ginian ih!"

Mendengar itu Rena ikut menimpal setelah selesai memoles bibirnya dengan liptint. "Gue juga kali, Arsya mah suka seenaknya. Dikira gue mau apa panas-panasan di lapangan gitu," dumalnya memandangi pantulan dirinya di kaca.

"Lagian aneh-aneh aja lombanya kayak tujuh belasan. Yang enakan dikit kek."

"Telinga gue kayaknya kemasukan nyamuk dah." Tahu-tahu Niken keluar dari salah satu bilik toilet lalu disusul Ode dari bilik satunya.

Lisa, Rena dan Hemi melirik sinis dua gadis Mipa 7 itu. Sepertinya mereka yang akan mewakili kelasnya untuk berlomba, dikarenakan baju olahraga yang mereka kenakan.

"Enggak kok Niboy, telinga Inces juga nguing-nguing. Katanya ada yang punya penyakit enggak boleh kena sinar matahari, gue baru tahu di sekolah kita ada vampire," gadis dengan model rambut barunya yang dikuncir kuda, Black hair with ash blonde peek a boo highlight.

"Heh maksud lo berdua apa?! Bicarain gue, iya?" Rena mulai emosi.

"Enggak ada bilang elu tuh, kan Inces nyindir, " balas Ode dengan wajah polos.

"Heh bangsat, nyari masalah lo?!"

"Kasar ah, ga like." Ode malah mempermainkan Lisa. Seolah omongan gadis itu tidak ada pengaruhnya sama sekali padanya. "Eh Inces punya ide, kulit kalian kan perawatan mahal-mahal tuh. Kasian atuh kena debu yang kotor omegos kamseupay euwh. Nyerah aja gapapa kok, nanti biar kita yang gantiin posisi pertama. Mutualisme toh?"

Wajah Hemi berubah merah padam dengan tangan mengepal, "Lo tuh ya! Liat aja gimana kita ngalahin lo! Ini SKIS, wilayahnya Mipa 1. Posisi satu itu punya kita!"

Ode menghela nafas, "Diajak barter enggak mau. Enggak tahu aja lo, Mipa 7 selain punya berbagai jenis dedemit, kita juga punya kijang."

***

Hari pertama pelaksanaan PWT—Pengisisan Waktu Tenggang di SKIS berlangsung meriah. Ada banyak stand makanan dan game yang sudah disiapkan oleh pihak Osis sebelumnya. Ini seperti hiburan setelah berakhirnya test dan menunggu hasil akhirnya.

Di lapangan utama sudah dipenuhi dengan banyak siswa. Lomba yang akan menjadi pembuka hari ini adalah lari estafet putri. Setiap kelas diwakili empat orang perwakilan yang tentu namanya sudah di daftarkan sebelumnya. Yang berbeda dari lari estafet kali ini adalah, pada setiap pergiliran pelari akan ada tantangan yang harus diselesaikan sebelum akhirnya kembali berlari.

Pada pemberhentian pertama tantangannya ialah meniup balon hingga pecah, kemudian yang kedua adalah makan kerupuk. Tantangan ketiga adalah meraih bucket bunga yang digantungkan dengan sebuah telur mainan di setiap bucketnya. Nantinya si pelari akan mendapat secarik kertas yang berisi tantangan untuk pelari terakhir. Dan tantangan terakhir ialah menggunakan kostum yang didapatkan dari pelari ketiga dan berlari menuju garis finish dengan pakaian itu.

"MIPA 7 OY OY!! MIPA 7 OY OY!!"

Seluruh peserta mulai bersiap di posisi masing-masing, dan memegang tongkat bagi seluruh pelari awal. Di posisi awal Ode melambai-lambaikan tangannya pada semua orang, entah apa maksud gadis itu. Namun tampaknya ia sangatlah percaya diri.

"Etdah, sini dulu anjir." Sergio berusaha keras menarik Wanji yang bermalas-malasan mengikuti keinginannya. Bersama dengan Keenan, dia memaksa Wanji menuju lapangan yang sedang ramai itu. Mau tak mau Wanji harus menurutinya, bisa-bisa telinganya tuli karena ocehan dua temannya itu.

"Noh liat cewek lo lomba tuh,"  tunjuk Keenan dengan dagunya.

Wanji mendengus saat melihat arah tunjuk Keenan pada gadis pendek berkuncir satu yang terus menerus merecokinya. Namun pandangannya malah berhenti pada perempuan dari perwakilan kelas lain, mantan pesuruhnya.

"Ceweknya yang itu atau yang itu, Nan?" tanya Sergio ambigu.

"Yang itu lah." Keenan menyeringai jahil.

Peluit terdengar di seluruh penjuru. Tertanda para peserta harus bersiap di posisi masing-masing. Aba-aba bersiap ditegaskan oleh wasit, para peserta mulai mengambil sekap start mereka.

"Bersiap."

"Sedia..."

"Ya!"

Terlalu cepat semua berlalu, masing-masing peserta dengan tenaga penuh memusatkan fokusnya pada kecepatan lari mereka.

"CEMONG LARI CEPATTTT!!! TUNJUKKAN KALAU KAKI PENDEKMU ITU ADA GUNANYA! WOOOOOO!!!" Teriak Gerald histeris pada anak buahnya itu.

Ternyata Dwi perwakilan Mipa 5 lah yang lebih dulu sampai di pemberhentian kedua, kemudian disusul Mesi—Mipa 3, lalu Hemi—Mipa 1 dan Mipa 2 yang berada di urutan terakhir.

Ode yang tiba di urutan ketiga masih sempat merecok sebal, lalu bersiap meniup balon di hadapannya. Ketujuh kontestan itu saling memperbesar balon, hingga saat ini masih belum ada yang berhasil memecahkannya

Dor!

Tanpa disangka balon Ode lah yang lebih dulu meletus dan membuat peserta lain terkejut karenanya. "WUW! Jangan main-main sama Inces," ucapnya mengibaskan rambut, mengejek.

"CEPETAN LARI CEMONG!" Wijak gemas.

Dor!

"WOY YUHU MONTOK, INCES DATANG!" Ode bergegas menuju tempat Sonya. Namun bodohnya Ode itu natural, untungnya sebelum berjarak jauh temannya ingat menyoraki gadis itu agar tidak melupakan tongkat yang ia tinggalkan di tantangan pertama. Jadilah ia kembali berbalik dan tiba dengan urutan kedua.

Setelah tongkat itu beralih tangan ke Sonya. Gadis berambut ombre biru tua itu mulai memakan krupuknya. Walau ia sedikit kesal karena Ode terus menerus menyorak dan satu orang lagi dari penonton yang tentunya sangat histeris.

"BEBISO SEMANGATT!!! HATI-HATI KESELEK!"

"Weh montok, yang besar atuh buka your congor itu. Gini nih 'AAA' lambat bener sih lo." Ode ruweh sendiri sambil sesekali melihat ke arah lawan. "Yah, yah. Heh cepetan montokkkk!!!!!"

Sonya akhirnya berhasil menghabiskannya walau tertinggal di urutan ke empat. Lalu selanjutnya tugas Niken lah untuk mengambil alih.

Tujuan gadis itu di posisikan pada tantangan ketiga karena dialah yang paling tinggi diantara gadis-gadis Mipa 7. Namun ternyata bucket itu diletakkan jauh lebih tinggi dari dirinya, disaat Niken mengambil tempat yang dirasa paling rendah pun Niken tidak sampai, begitupun peserta lainnya.

"Gila, dikira gue tiang apa. Tinggi bener gila," dumal Niken berkacak pinggang, berpikir sebentar. Seolah ada lampu bersinar di kepalanya, Niken mendekat ke pinggir tanpa melewati batas yang ada, lalu meminjam kertas karton yang dibawa oleh salah satu penonton.

Gotcha!

"Heh lo curang!" Lisa menunjuk Niken yang sedang mengembalikan karton yang dipinjamnya setelah berhasil mendapatkan bucketnya.

"Nggak lewat batas tuh." Balas Niken menjulurkan lidahnya. Ia membuka telur mainan itu dan membaca kostum yang harus Kayika kenakan. Saat tau itu kostum apa Niken meringis, merutuk dalam hati.

Niken berlari menuju batas tempatnya harus meneriakkan nama kostum yang harus Kayika kenakan. Disana Kayika sudah bersedia dengan kedua telinganya.

"DUGONGGGG!!!!!"

***

YUHUUU

STAY HEALTHY SEMUA!

SEE YOUUUUUU🧚‍♀️🧚‍♀️

SKYHIGH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang