35 -Enggak Adil (?)-

77 15 0
                                    

HOLAA

DON'T LUPA VOTE COMMENTNYA YA CHINGU♥️

Pi reading🥰🥰

***

Kelas 11 Mipa 1 itu adalah kelas Mipa paling tentram diantara yang kelas Mipa lain. Bahkan keributan yang ditimbulkan itu dapat dihitung dengan jari, dengan catatan keributan itu masalah absurd. Beda hal kalau masalah pelajaran, bisa setiap hari.

Sumber keributan pertama yang pasti si buaya tampan SKIS, Sergio Januar. Jika bukan karena otaknya, dia bisa saja dianggap tidak sengaja nyempil disana.

"WANJEEE, IKUT NAPA AYOK DAH! BAIKAN DONG SAMA MANUSIA BATU, LO NGALAH KEK." Wanji menutup mata dan menulikan pendengarannya, walau suara Sergio lebih kuat.

Masalah dari hari sebelumnya masih berlanjut. Wanji dan Arsya tak kunjung berbaikan. Membuat dua temannya yang lain uring-uringan membujuk salah satu agar mengalah.

"Heh, lo kok kayak enggak tau Arsya gimana dah. Itu manusia batu mulutnya lemes nurunin bapaknya, ya lo maklum lah. Biasanya juga lo ngalah, ngapa sekarang gini?" tanya Sergio duduk di depan Wanji.

Wanji membuka mata, menatap Sergio datar. "Lo gak tau apa-apa tentang gue. Jadi mending lo diem kalo engga mau gue kelepasan."

Sergio menelan ludah, "Y-ya makanya kasih tau atuh. Gue kan temen lo."

"Lo enggak ada kerjaan lain selain ngerecokin gue gitu? Sohib lo lagi satu mana?"

"Keenan lagi bacotin Arsya. Kalo kerjaan lain sih ada, lagi nunggu informan gue." Ujar Sergio.

"WEH SER, SERGIO!" Sergio memutar kepalanya, begitu juga Wanji memfokuskan atensi pada seorang siswa di ambang pintu.

"Bagaimana laporan?"

"Gila bajunya mirip sama yang hari kamis woi! Beda rok doang," jawab siswa itu.

Sergio menampilkan wajah menyebalkan, menatap Wanji lalu berbicara, "Nanti gue recokin lagi ya. Mau berburu janda dolo, dada muah!" ucapnya meninggalkan flying kiss pada Wanji.

Wanji bergidik ngeri dibuatnya. Kepergian Sergio membuat Wanji hendak melanjutkan waktu bersantainya. Namun gangguan lain malah datang padanya. Seorang gadis berdiri dengan senyum manis ditujukan padanya.

"Wanji, gue boleh nanya soal ga?" Tanya Rena.

"Tanya aja." Rena tersenyum lalu mengambil tempat kosong di sebelah Wanji.

"Yang ini gue enggak ngerti." Rena menyodorkan buku yang dibawanya. Wanji membaca soal yang ditunjuk sebentar lalu mulai mengorak-orek.

"Ehm, Wanji kalo boleh tau lo ada masalah ya sama Arsya? Kenapa?"

Wanji menjawab sementara tangannya sibuk menulis, "Bukan urusan lo."

"Gara-gara anak Mipa 7 ya, Kayika? Lo enggak seharusnya berantem sama sahabat lo gara-gara dia doang kan Wan? Dia bukan siapa-siapa lo ketimbang hubungan lo sama Arsya."

Wanji menengok, tangannya menggeser buku yang tadi dikerjakannya, "Lo lebih enggak ada hubungannya sama gua, sampe lo harus ngurusin masalah gue." Ucap Wanji beranjak pergi.

Rena menggeram dengan sorot mata kesal. Hal itu juga berimbas pada Hemi juga Lisa yang datang menghampiri temannya itu.

"Kenapa kalian malah senyum?!"

Lisa tertawa, duduk di meja depan Rena, "Lo itu lugu ya? Make cara main murahan. Langsung labrak kali, enggak perlu masang muka gitu." Ujar Lisa.

"Bener banget, lo disini sok baik dianya malah bertindak lebih jauh dari lo." timpal Hemi.

SKYHIGH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang