02 -Penuduhan-

262 24 47
                                    

ALOO CHINGU!😋👀

Ayo jangan lupa vote commennya🥺

met baca semuaa!🥰

****

"Ini kamu kan?"

Disodorkan sebuah laptop, Kayika langsung melihat video pendek yang diputar pada layarnya.

"Iya benar, ini saya pak" jawab Kayika lugas, walau sebenarnya agak risih dengan tatapan maut para guru disana. "Kalau boleh tau, kenapa ya pak?"

"Kamu masih bertanya kenapa?!" tiba-tiba saja suara guru Bp —pak Gipto meninggi.

Ini gimana sih? Gue aja langsung diajak kesini. Dikira gue dukun apa dah?!

Kayika meneguk ludah gugup, "Maaf pak, tapi saya beneran enggak tau"

Pak Gipto menarik nafas dalam, menghela. Kemudian guru berkumis tipis itu merogoh laci dan mengeluarkan sesuatu dari sana. Tampaklah lembar soal juga selembar foto di depan Kayika. Ini Kayika nggak disuruh jawab test sekarang kan?!

Kayika mengerjap linglung saat kedua manik Pak Gipto menatapnya "Ehm.. anu pak, maksudnya apa ya?"

BRAK!

Kayika berjengkit saat guru itu memukul meja. "Kamu ini bodoh atau gimana hah?!"

"Ini lembar soal untuk tes besok, dan hari ini sudah bocor ke beberapa murid. Jangan pura-pura tidak paham kamu!" marah Pak Gipto memainkan kertas soal itu ke arah Kayika geram "Jujur, kamu tangan kanan si perusuh ini kan?!"

Kayika nyaris mengumpat, apa tadi? Bukan gini juga teorinya bunda!

"Loh kenapa saya sih pak? Buktinya apa?"

"KAMU BERTANYA LAGI BUKTINYA APA?! INI APA HAH?!" sentak guru berkumis itu menunjuk layar laptop tadi.

Itu adalah rekaman CCTV yang menyorot ruang seni lukis, dimana isinya menampilkan rekaman si serba hitam yang masuk dan keluar dari sana, dan Kayika yang juga kemudian keluar beberapa saat setelah orang itu pergi.

"Tapi enggak bisa nyimpulin gitu juga dong pak. Saya diancem sama dia." ucap Kayika membela dirinya sendiri.

"Lalu, kenapa kamu tidak melapor? Kamu bisa saja teriak waktu itu agar dia bisa tertangkap"

Gimana caranya teriak kalo kondisinya kayak tadi, ampun dah.

"Saya nggak bohong pak. Tadi saya diancem, sumpah"

Pak Gipto melipat tangan, tak mau melepas pandangannya dari Kayika sedikitpun. "Kalau begitu kasih tau saya siapa orang itu"

Kayika meringis diam-diam, dia harus jawab apa, yang keliatan cuman mata doang!

"Enggak bisa jawab kan kamu?"

Kayika menutup mata frustasi, "Gimana caranya saya jawab pak, kalo sayanya juga enggak tau."

"Yasudah, gimana juga caranya saya buat percaya sama omongan kamu?"

Kayika menghela lelah, kenapa gurunya ini batu banget? Kayika bisa aja bilang kalau beneran tahu, salahnya ini engga tau terus gimana?! Ingin rasanya Kayika menceburkan gurunya ke lava panas, tentu itu hanya salah satu pemikiran liarnya

"Pak-"

Dengan cepat Pak Gipto memotong ucapan Kayika,"Saya enggak mau dengar alasan kamu lagi, cukup buktikan dan beritahu saja dia siapa. Baru saya bisa percaya semua yang kamu ucapkan."

Kayika mulai menggila. Kedua tangannya mengepal seperti siap untuk menghajar siapapun. "Kok gitu sih pak?! Saya beneran enggak tauu"

"Begini saja, bapak tunggu sampai besok. Kalau kamu tidak memberitahu sebelum jam sekolah usai, jangan salahkan bapak kalau kamu keluar dari SKIS."

WHAT?!

Kayika ternganga tak percaya. Baru ingin protes, Pak Gipto sudah lebih dulu pergi membawa buku-bukunya. Seketika Kara menyesal ke ruang seni tadi.

***

"OH MY GOSH! Kenapa kamu lemah lesu tak berdaya? Pak Gipto ngapain lo?" cecar Ode saat kaki Kayika baru saja memasuki kelas. Hanya ada beberapa siswa di kelasnya, entahlah Kayika tak peduli. Energinya sudah terkuras terlalu banyak. Bahkan untuk bernafas saja rasanya melelahkan.

Memilih mengabaikan Ode, Kayika melangkah menuju tempat duduknya lalu membenamkan wajah disana. Ode turut mengekorinya, ratu julid ini tentu penasaran tentang yang terjadi di ruang guru.

"Kay, cerita dong. Jiwa kepo gue kumat nih, lo ngapain sih sampe dijemput gitu?" desak Ode, duduk di depan Kayika.

"Ihhh Kayy" Ode terus merengek, menggoyang-goyangkan lengan Kayika.

"ARGH DIEM LO!" Amuk Kayika mengangkat kepalanya.

"Nah loh? Aumm?" Ode menirukan gerakan auman macan. Astaga ni bocah engga ada benernya jadi cewek!

Gemas, Kayika bergerak ingin meremas-remas gadis di depannya ini namun yang terjadi hanyalah Kayika menggeram tertahan. Ini benar-benar hari yang sangat gila.

"Bisa enggak sih lo bentaran gesreknya? Gue mau gila ini" keluh Kayika.

"Lo udah gila mau gila gimana lagi bebsky?" gurau Ode, namun segera sadar saat melihat raut datar temannnya.

"Oke maaf," Ode menumpukan dagunya, "Kenapa emang?" kali ini nadanya serius.

Kayika menghembuskan nafas kasar, "Pak Gipto nuduh gue kalo gue itu tangan kanan si perusuh" cerita Kayika.

"Kok gitu?"

Mengendikkan bahu tertanda ia juga tak tahu, gadis berambut lurus legam itu mulai menceritakan seluruh kronologinya, mulai dari kejadian di ruang ekskul sampai perjanjiannya dengan Pak Gipto.

"Ribet ye" ringis Ode seakan merasakan juga.

"Nah eta, gue harus gimana huhu.. Yakali gara-gara gini doang gue di DO? Kan gak lucu"

"Seseorang pernah berkata, jika tidak bisa jadi yang terbaik maka jadilah yang terburuk" ujar Ode tanpa dosa.

"Lo niat ngehibur gue nggak sih?!" kesal Kayika. Ode adalah orang yang sangat aneh, dan lebih aneh lagi kalau Ode tidak bertingkah aneh, itu kata Kayika.

"Ya maap." Ode terkekeh, "Btw, orangnya emang beneran orang kan? Maksudnya, dia manusia kan?"

Melipat tangan di dada dengan gurat kesal, Kayika menyahut sinis, "Ya emang  lo ngiranya apaan, setan?"

"Bukan gitu anjir! Banyak yang bilang kalo dia itu bukan manusia, masak lo lupa sih? Yakali ada orang bisa lolos padahal udah dikepung" ujar Ode.

"Iron man kali"

Kewarasan Kayika pamit undur diri, twing~

***

Udah ngeracunin Skyhigh ke temen kalian belom?! kalo belum ayo cepetttt🥰🤪

makasi dah mampir, papaiiii❤️😘

SKYHIGH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang