I Love Him but... (2)

257 50 5
                                    

Suna Rintarou x Kita Shinsuke
[SunaKita]

.
.
.

Warning: Angst, Sad, Rejection, Harsh Words, Rude Behavior, Hurt/Comfort, Drama, BL.
.

.
.
Typo(s), Lil OOC and Non!AU.
(Non!AU = situasi kurang lebih sesuai dengan kondisi pada kenyataannya [anime]. Hanya saja jalan ceritanya yang akan dirubah)
.
.
.
I make this story' full with my heart so if you'll want please vote and comment this chapter.
-Cinnamon.

Happy Reading

Suna Rintarou POV

Ini menyebalkan.

Dia masih menatap kearahku..

Dia masih memperhatikanku...

Hahh.. aku bahkan bisa merasakan hawa yang tak mengenakan terus terasa di balik punggungku karena tatapannya.

"Kalo mau ngomong, ngomong aja" batinku seraya menahan kesal karena ia terus saja menatapiku.

Seolah-olah aku memiliki salah padanya dan dia hanya menatapku tanpa menjelaskan apa salahku.

Ck, kalau aku ada salah bilang saja apa susahnya? Aku tahu kau bukan tipe yang suka bicara tapi hentikan tatapanmu itu.

Kau seperti seorang stalker jika seperti itu terus Kita-san.

Kuhela nafasku sejenak, kemudian kembali mengalihkan fokusku pada celotehan Atsumu yang sepertinya tak sabar dengan latih tanding yang akan datang.

Kuakui dia memang cerewet tapi jika sudah di lapangan dia akan menjadi orang yang sangat berbeda dari ini.

Tak heran juga, kenapa dia bisa menjadi setter terbaik.

Tapi sikapnya yang begitu hahh sudah lah kalian juga pasti tahu maksudku.

"Na Samu! Kau setuju kan jika aku memang setter terbaik disini?"

Lihat dia bahkan kembali membanggakan dirinya kembali, kadang aku juga kasihan pada Osamu yang harus memiliki kembaran narsis sepertinya.

"Hentikan pertanyaan menggelikan itu Tsumu! Kau bahkan hampir kalah dengan wing spiker dari Itachiyama bulan lalu" cetus Osamu dengan muka datarnya.

Memang tak salah juga, orang Itachiyama itu sangat kuat walau dia agak aneh.

Dia bahkan menyemprotkan disinfektan pada rekan setimnya yang berambut cokelat saat hendak tos.

"Samu! Tarik kembali kata-katamu! Kenapa kau selalu itu pada Nii-chanmu ini" dia bertingkah lagi, memang susah jika kau memiliki rekan tim seperti Atsumu.

Sementara adiknya sendiri justru menunjukkan raut tak sukanya, dia malah menggeser tempat duduknya mendekat ke arahku.

"Menggelikan, aku heran Tsumu bukan anak keluarga Miya" cibirnya yang mana malah mengundang tawa beberapa orang yang sedari memperhatikan mereka.

Aku ikut tertawa ya walau hanya sebuah kekehan kecil, aku cukup terhibur dengan kata-kata bungsu Miya itu.

Tiba-tiba bulu kudukku berdiri, entah kenapa hawa yang sedari tadi terasa kini semakin kuat.

I Love Him but...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang