I Love Him but...
.
.
.
Warning: Angst, Sad, Rejection, Harsh Words, Rude Behavior, Hurt/Comfort, Drama, BL.
.
.
.
Typo(s), Lil OOC and Non!AU.
(Non!AU = situasi kurang lebih sesuai dengan kondisi pada kenyataannya [anime]. Hanya saja jalan ceritanya yang akan dirubah)
.
.
.
I make this story' full with my heart so if you'll want please vote and comment this chapter.
-Cinnamon.
Happy Reading.
Suna Rintarou POV
"Sekali lagi terima kasih ya Suna-san"
"Iya tak apa Obaa-san"
Pintu geser kemudian ditutup oleh beliau, aku masih ada di dalam kamar Kita-san. Hendak bertanya kenapa dia bisa sampai seperti itu.
Tubuhnya basah semua, seperti baru saja di siram air berulang kali. Sebenarnya apa yang terjadi? Apa ini termasuk pembullyan pada Kita-san? Siapa yang melakukan itu? Dan juga apa motifnya?
Tak lama kemudian pintu kembali di geser dan sosok Atsumu masuk membawa tas milik Kita-san yang lalu ia taruh di kursi belajar sana.
Dia tanpa banyak omong segera duduk di seberang, sama-sama memperhatikan kondisi Kita-san yang masih pingsan di atas futon miliknya.
Tadi secara mendadak suhu tubuhnya naik saat kita berdua (aku dan Kita-san) sampai di rumahnya, mungkin salahku juga karena berlarian di sore yang sedikit berangin seperti sekarang jadinya dia jatuh sakit.
Tak kusangka sebelumnya Kita-san juga bisa sakit seperti ini. Maksudku, dia selalu nampak sehat dan juga menjaga pola makannya harusnya dia tak mudah terkena penyakit kan?
"Suna"
Aku mendongak saat Atsumu memanggilku, memberikan gestur bertanya tanpa membuka suara dengan menaikkan salah satu alisku.
"Te-tentang rumor yang sedang banyak di bicarakan itu.. "
Perkataannya menggantung, Atsumu jelas bukan seperti Atsumu yang biasanya yang selalu blak-blakan dan juga bicara tanpa pikir panjang. Dia nampak gugup sekarang.
"Tentang.. kalian berdua yang dekat akhir-akhir ini.. apa kau ada tujuan mendekati Kita-san selain untuk belajar?"
Uh? Apa yang dia bicarakan?
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love Him but...
RomanceKisahku tak seperti di novel kebanyakan, dimana kamu akan jatuh cinta padaku jika aku mengungkapkan perasaanku. Ini patah hati pertamaku dan kuharap ini juga yang terakhir. Terima kasih telah mengijinkan diriku mencintaimu walau kau tak membalasnya...