I Love Him but...
.
.
.
Warning: Angst, Sad, Rejection, Harsh Words, Rude Behavior, Hurt/Comfort, Drama, BL.
.
.
.
Typo(s), Lil OOC and Non!AU.
(Non!AU = situasi kurang lebih sesuai dengan kondisi pada kenyataannya [anime]. Hanya saja jalan ceritanya yang akan dirubah).
.
.
I make this story' full with my heart so if you'll want please vote and comment this chapter.
-Cinnamon.
❎MATURE CONTENT❎
Skip if you don't like or under 18.Happy Reading
Malam sudah larut, jam di dinding telah menunjukkan angka 9 malam. Waktu yang biasanya di gunakan untuk mulai menyelam ke alam mimpi.
Berbeda dengan Kita yang masih tetap terjaga di tempatnya, pemuda itu masih setia menonton salah satu film yang kebetulan sedang di putar di televisi.
Selimut berwarna putih membungkus tubuh mungilnya, sesekali akan mengernyit heran saat melihat. Nampaknya ia sedang sangat fokus menonton.
Suara pintu yang tiba-tiba dibuka menarik perhatiannya, dia segera menyingkirkan selimutnya dan berjalan menuju pintu kamar.
"Su-Suna?" Dia berseru pelan kala melihat tubuh Suna yang sekarang sedang di bopong oleh seorang pemuda dengan surai silver dengan ujung hitam. Sepintas pemuda itu mengulum senyumnya.
"Yo kapten Inarizaki, nampaknya middle blockermu ini mabuk karena tak sengaja meminum soda di konbini." Ujarnya lantas menyerahkan Suna yang masih lemas itu kepada Kita.
Dia membuang nafasnya, "Nja, kalau begitu aku pergi dulu."
"Tunggu! Kau pemain dari Shiratorizawa kan? Kenapa kau sampai ke sini?" Tanya Kita berusaha mencegat pemuda itu.
Bukannya menjawab, pemuda itu hanya menunjukkan sebuah senyum lantas menlambai pada Kita.
"Mata Ashita Kita Shinsuke."
Kita ingin mengejarnya, namun melihat kondisi Suna yang seperti itu membuatnya tak tega untuk membiarkannya begitu saja
Akhirnya dengan sedikit bersusah payah Kita pun membawa Suna yang setengah sadar ke ranjang, tak lupa ia segera menutup pintu dan menguncinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love Him but...
RomanceKisahku tak seperti di novel kebanyakan, dimana kamu akan jatuh cinta padaku jika aku mengungkapkan perasaanku. Ini patah hati pertamaku dan kuharap ini juga yang terakhir. Terima kasih telah mengijinkan diriku mencintaimu walau kau tak membalasnya...