I Love Him but...
.
.
.
Warning: Angst, Sad, Rejection, Harsh Words, Rude Behavior, Hurt/Comfort, Drama, BL.
.
.
.
Typo(s), Lil OOC and Non!AU.
(Non!AU = situasi kurang lebih sesuai dengan kondisi pada kenyataannya [anime]. Hanya saja jalan ceritanya yang akan dirubah).
.
.
I make this story' full with my heart so if you'll want please vote and comment this chapter.
-Cinnamon.
Happy Reading.
Kita berdiri di gang rumahnya, sesekali ia akan menoleh ke kiri dimana Suna biasanya akan datang. Cuaca hari ini kebetulan sedang cerah membuat nilai plus tersendiri baginya.
Ini adalah hari dimana keduanya akan berlibur ke Tokyo selama tiga hari dua malam. Hanya untuk menikmati kebebasan mereka sejenak sebelum akhirnya kembali fokus untuk ujian.
"Pagi Kita-san, apa Kita-san menunggu lama?"
Kita menoleh lantas menggeleng pelan, "Tidak, mungkin baru 5 menit aku disini."
Pemuda bermata sipit itu menghela nafasnya, merasa beruntung karena tak membuat kakak kelasnya itu menunggu terlalu lama.
"Berangkat sekarang?" Kita mengangguk, dia membenahi sejenak tas ransel miliknya dan berjalan terlebih dahulu dan di ikuti oleh Suna di sebelahnya.
Keduanya berencana menaiki Shinkansen agar lebih cepat serta hemat untuk sampai di Tokyo daripada menggunakan pesawat. Walaupun awalnya Suna mau menawarkan biar dia saja yang membayar tiket pesawatnya tapi Kita menolak dan lebih memilih menggunakan kereta.
Stasiun telah ada di depan mata, banyak orang yang keluar masuk dari stasiun tersebut walau hari sudah agak siang.
Keduanya berjalan masuk, dengan segera menuju rute ke Tokyo yang kebetulan tak jauh dari tempat mereka.
Suna memandangi sekitar, entah mengapa ia tak terlalu suka berada di tengah kerumunan orang ini. Ada rasa takut juga jika semisal Kita akan terdorong jauh darinya karena banyaknya orang disini.
Hap
Suna menoleh, merasa jika ujung bajunya di tarik seseorang. Bisa ia lihat tangan kakak kelasnya tersebut yang memegang dengan sedikit gemetar membuat dirinya nampak menggemaskan.
"Ma-maaf, aku hanya takut terdorong." ujarnya lalu dengan segera melepaskan genggaman tangannya dari ujung baju tersebut.
Suna memalingkan wajahnya, tangannya kembali mengambil tangan Kita dan seolah kembali menyuruhnya memegang bajunya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love Him but...
RomantikKisahku tak seperti di novel kebanyakan, dimana kamu akan jatuh cinta padaku jika aku mengungkapkan perasaanku. Ini patah hati pertamaku dan kuharap ini juga yang terakhir. Terima kasih telah mengijinkan diriku mencintaimu walau kau tak membalasnya...