III. Tanggung Jawab
"Arkhan jago banget basket nya Qil." Kata Elina takjub.
"Padahal cowo lu juga jago Na."
"Iya si tapi aura nya tuh beda." Jawab Elina.
"Kalo Arkhan lebih ke dark gak si." Celetuk Freya.
"Maybe si."
"Btw mereka anak lakes juga?" Tanya Jovita.
"Gak mungkin enggak." Jawab Elina yakin.
"Bisa aja bukan." Bantah Qilla.
"Gak mungkin Qil, secara wajah mereka tampan banget jadi gak mungkin bukan anak lakes." Kekeuh Elina.
"Iya Na iya semua aje yang ganteng lu bilang anak Lakes." Kesal Aqilla.
"Lagi Qil Arthur tuh anak Lakes bukan dipacarin aja lumayan buat pamer mah." Ucap Elina.
"Pengen dah gua nampol bibir lu Na." Saut Freya.
"Ya lu mah kalo ngomongin Arthur emosian aja ke nene nene pms." Kata Elina malas.
"Yah lupikir aja lah tai macarin anak orang cuman buat pamer doang apa gak biadab namanya." Kesal Freya dengan suara yang sedikit berteriak.
"Kebiasaan banget Freya kalo ngomong pake toa." Ucap Elina malu.
"Diliatin anak-anak kan." Kesal Aqilla.
Rachel menghela napas heran bagaimana teman-teman nya bisa bertengkar hanya karna membicarakan satu laki-laki, berbeda dengan Fellicya yang menyimak obrolan mereka dengan seksama tanpa minat ingin bergabung.
"MANA AQILLA EUNOIA." Teriak Aitar yang memegang dua kantong plastik yang pasti berisi minuman.
"Kalo manggil Aqilla jangan pake teriak Tar tuh cewe bisa ngamuk, cukup Bu Dewi aja." Peringat Budi yang menghampiri Aitar berniat membantu laki-laki itu.
"Gosah teriak-teriak bukan utan." Ucap Aqilla.
"Maapin cantik lagian pesenan lu gak ada adab sama aja kaya si Wati." Kesal Aitar sembari memberikan kantong plastik kepada Fellicya.
"MAKASIH AITAR." Ucap anak kelas IPA1 bersamaan.
Aitar tersenyum kecil." Gak lagi lagi asli."
Aitar berjalan ke arah dimana Arkhan, Gilang dan Gavano berada sembari membawa pesanan ke tiga nya.
"Gav kata lu pak Bayu asik orang nya." Ucap Aitar.
"Emang asik lupa aja gua ngasih tau kalo ngeluh karna lu salah jangan sama dia." Tutur Gavano.
"Gapapa itung-itung olahraga." Ucap Gilang datar.
"Olahrga sehat enggak bengek iya gua." Kesal Aitar.
"Minum gua." Pinta Arkhan.
Aitar menyodorkan cup yang ada di tangan nya kepada Arkhan. "Kata mba-mba nya tinggal strawberi smoothie."
"Ko warna nya putih?" Tanya Arkhan.
"Emang gitu khan di sini yang bedain selai nya doang kalo smoothie nya putih." Jelas Gavano.
Disebrang tempat mereka Aqilla sudah meminum smoothie nya sampai setengah cup.
"Cupsleeve nya lucu warna pink hari ini." Ucap Elina.
"Semua nya juga lu bilang lucu Na." Ujar Rachel.
"Qilla kalo minum smoothie kaya minum air putih anjir lancar bener."
"Aus Ya, sebenernya rada ngefreez otak gua tapi daripada keausan."
"Tapi ya." Aqilla memajukan hidung nya guna mencium aroma dari smoothie yang tercium sedikit berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENIO GILANG
Teen Fiction"𝘼𝙠𝙪 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙢𝙚𝙢𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙖𝙠𝙝𝙞𝙧 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙖𝙝𝙖𝙜𝙞𝙖, 𝙖𝙩𝙖𝙪 𝙖𝙠𝙝𝙞𝙧 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙚𝙢𝙥𝙪𝙧𝙣𝙖. 𝙃𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙗𝙚𝙧𝙞𝙠𝙖𝙣 𝙖𝙠𝙝𝙞𝙧 𝙗𝙚𝙧𝙨𝙖𝙢𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙞𝙩𝙪 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙘𝙪𝙠𝙪𝙥" -𝘈𝘳𝘴𝘦𝘯𝘪𝘰 𝘎𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘙𝘢𝘨𝘦𝘯𝘥𝘳�...