Selamat Giane Alea Seperti nya Semesta sudah mulai luluh. Lihatlah perasaan yang sedikit itu akan berubah menjadi besar, alam mungkin saja berpihak padamu, jadi bersiaplah.
-mris 1413;41XIII. Penculikan
"PAGI." Aqilla memasuki kelas nya dengan perasaan bahagia, walaupun tadi malam hampir tidur di luar karna membuat sang nenek panik, tidak membuat pagi nya hancur.
"Masya Allah ada angin apa kamu dateng pagi Qil?" Tanya Fellicya takjub.
"5 orang aja."
"5 orang apanya?."
Aqilla memilih duduk di depan Cya sesudah merapihkan tas nya. "5 orang yang nanya kaya lu barusan."
Fellicya tersenyum lucu. "Sering-sering ya Qilla biar gak ketemu sama bu galak lagi."'
"Diusahkan ibu ketua."
"Kamu masih belum mau cerita?" Kali ini Fellicya bertanya dengan wajah serius.
Aqilla mengerutkan jidat nya bingung. "Hah cerita naon?"
"Alasan kenapa kamu keluar basket."
"Oh biasa si Ratu." Jawab Qilla enteng.
Qilla sudah memikirkan ini semalaman sepertinya dengan membagi sedikit masalah akan meringankan beban dipundak nya.
Fellicya tidak kaget, seperti nya teman-teman yang lain juga tidak kaget terlihat dari mereka yang hanya berdiri di depan pintu tanpa mengeluarkan suara.
"Udah kita duga biangkerok nya si iblis." Ujar Elina.
Aqilla melotot kaget sejak kapan Alena, Rachel, Jovita dan Freya ada di sana.
"Biasa mata lo copot tau rasa."
"Mulut lu minta digampar dollar banget Ya."
"Kenapa kalian kaya maling si gak ada suara nya." Ucap Qilla.
"Kuping lu yang budek bego." Kesal Elina.
"Kaya nya iya dah semalem aja gua gak denger kaya nya lebaran gua beli katembat." Kata Qilla.
"Qil kalo gua cerita sama nyokap pasti abis Ratu sama ema nya." Elina mengucapkan itu dengan maksud memancing, jelas Aqilla akan menolak bantuan seperti itu, tapi jika dipaksa oleh yag lainnya Ia tidak akan bisa berkutik.
Aqilla menggeleng. "Kaga usah."
"Yaudah bokap gua aja gimana." Kali ini Freya yang menawarkan.
Lagi-lagi Qilla menggeleng tegas.
Rachel menatap Aqilla lama dia bukan tipe orang yang akan memaksa teman untuk mengiyakan apa mau nya, tapi kali ini Rachel benar-benar tidak bisa tinggal diam. Basket mungkin bagian dari kebahagiaan gadis itu, kenangan sebelum papa Aqilla pergi lekat dengan Basket.
Rachel dapat melihat di balik senyum seorang Aqilla Eunoia ada luka yang dikubur dalam-dalam, Aqilla adalah gadis yang selalu berusaha untuk tidak membiarkan sang luka naik ke udara dan menghancurkan hidup nya.
"Qil gua tahu lu gak mau ambil pusing atau memperpanjang masalah, but this is over the limit." Ujar Jovita.
"Bener Qill aku setuju." Tambah Fellicya.
Aqilla menatap teman nya satu persatu, Ia tahu seberapa peduli nya mereka terhdapa Qilla. Tapi Aqilla tidak mungkin membawa mereka apalagi sampai membuat orang tua mereka harus turun tangan untuk mengurus masalah kecil seperti ini.
"Ini cuman masalah kecil kalo pun nantinya setelah orang tua kalian turun tangan,dan gua dapat tawaran balik jadi ketua, gua akan nolak." Jelas Aqilla.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENIO GILANG
Teen Fiction"𝘼𝙠𝙪 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙢𝙚𝙢𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙖𝙠𝙝𝙞𝙧 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙖𝙝𝙖𝙜𝙞𝙖, 𝙖𝙩𝙖𝙪 𝙖𝙠𝙝𝙞𝙧 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙚𝙢𝙥𝙪𝙧𝙣𝙖. 𝙃𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙗𝙚𝙧𝙞𝙠𝙖𝙣 𝙖𝙠𝙝𝙞𝙧 𝙗𝙚𝙧𝙨𝙖𝙢𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙞𝙩𝙪 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙘𝙪𝙠𝙪𝙥" -𝘈𝘳𝘴𝘦𝘯𝘪𝘰 𝘎𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘙𝘢𝘨𝘦𝘯𝘥𝘳�...