XVII. Pulang bareng
"Kantin gak Qill?" Tanya Fellicya.
"Duluan aja Cya, gua mau ke perpus nanti nyusul."
"Yaudah Cya susul anak-anak yang lain ya."
Aqilla megangguk mengiyakan, memang istirahat sudah dari 5 menit yang lalu. Teman-teman nya juga sudah lari lebih dulu untuk mencari tempat, sedangkan Aqilla dan Cya harus menyelesaikan beberapa urusan.
Hari ini Aqilla harus ke perpustakaan sepertinya sudah lama gadis itu tidak meminjam buku di sana.
"Aqilla tumben baru dateng." Sapa Rere teman satu eskul Qilla.
"Baru ada niat." Jawab nya.
Rere menggeser duduk nya untuk memberi tempat pada Aqilla.
"Basket jadi lambat banget." Ucap nya.
Aqilla membuka satu halam buku yang tadi dia ambil. "Semangat Re."
"Gak mau balik aja Qill?" Tanya Rere.
"Gak minat Re, mau fokus belajar aja."
"Jawaban abg labil kalo diajak pacaran banget." Ledek Rere.
Qilla terkekeh pelan, "tapi kalo ditembak sama crush langsung terima, fokus belajar nya belakangan."
Rere tertawa pelan merasa lucu sekaligus tersindir, Ia lumayan dekat dengan Aqila, bukan hanya karna teman satu eskul Rere juga perempuan yang disukai teman kecil nya, Mars.
"Jadi gimana sama Mars?" Tanya Aqilla.
"Gua punya pacar ya gila." Jawab Rere.
"Santai dong mba Rere segitu nyesel nya nolak pesona Mars ya." Ledek Aqilla.
Rere memutar mata malas, "jangan ngaco."
"Mars sebaik itu emang Re, kalo udah ditolak dia sadar dirinya cepet, apalagi cewe nya langsung punya pacar auto mundur dia."
"Tapi rada aneh aja dia gak spam chat gua." Ucap Rere.
Aqilla membalikan buku ke halaman berikut nya, Ia diam sebentar untuk membaca dialog dimana sang perempuan menyatakan cinta kepada laki-laki yang selama 2 tahun Ia sukai.
"Itu nama nya kehilangan, entah dalam konteks kehilangan apa cuman lu yang tahu, tapi intinya Mars berhasil masuk ke hidup lu." Kata Aqilla.
Rere menghela napas, entah kenapa jika topik nya Mars Ia akan merasa ada yang aneh dari dirinya, entah rasa bersalah atau rasa kehilangan Rere sendiri tidak tahu.
𝓐 𝓖 𝓡
Aqilla masih merasa nyaman membaca buku diperpustakaan tanpa merasa lapar sedikit pun, Rere yang tadi bersama nya memilih pergi ke kantin untuk mengisi perut yang berteriak meminta makan.
"Cantik." Aqilla cukup kaget melihat Arthur yang sudah berada disamping nya.
"Ko gak ada suara nya si bikin kaget aja." Dumel Qilla.
"Kamu yang terlalu fokus sama buku, bukan aku yang gak ada suaranya."
Qilla memilih melanjutkan bacaan nya, Ia harus menyelesaikan part ini sebelum bel masuk.
"Aqilla gak laper?" Tanya Arthur.
Aqilla hanya menggeleng sebagai jawaban, tapi Arthur tidak akan merasa bosan sekalipun Aqilla hanya memerhatikan buku di depan nya.
"Aqilla kapan suka akunya?" Tanya Arthur dan Qilla hanya mengangkat bahu nya.
"Kamu suka Gilang?."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENIO GILANG
Teen Fiction"𝘼𝙠𝙪 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙢𝙚𝙢𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙖𝙠𝙝𝙞𝙧 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙖𝙝𝙖𝙜𝙞𝙖, 𝙖𝙩𝙖𝙪 𝙖𝙠𝙝𝙞𝙧 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙚𝙢𝙥𝙪𝙧𝙣𝙖. 𝙃𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙗𝙚𝙧𝙞𝙠𝙖𝙣 𝙖𝙠𝙝𝙞𝙧 𝙗𝙚𝙧𝙨𝙖𝙢𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙞𝙩𝙪 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙘𝙪𝙠𝙪𝙥" -𝘈𝘳𝘴𝘦𝘯𝘪𝘰 𝘎𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘙𝘢𝘨𝘦𝘯𝘥𝘳�...