A G R 10

36 5 10
                                    

X. Perhatian Kecil

"Aku tidak meminta akhir yang bahagia, atau akhir yang sempurna. Hanya berikan akhir bersamamu itu sudah cukup."

SELAMAT MEMBACA

Qillaa sedang menikmati makanan di tepi kolam sendirian, teman-teman nya yang lain asik bernyanyi di gajebo tidak jauh dari tempat Qilla duduk.

"Qilla sendirian aja." Kata Tante rere yang baru saja datang.

"iya nih tante." Jawab Qilla.

"Qilla cobain kue buatan tante deh." Rere memberikan potongan kue kecil yang berada di tangan nya pada Qilla.

Qilla dengan cepat mengambil kue itu. "Makasih tante, duh harus nya biar Qilla ambil sendiri aja."

"Gak usah sunkan gitu tau Qil, santai aja sama tante."

Qilla hanya mengangguk dan tersenyum manis.

"Ayo cobain Qil, kata anak-anak si enak, strawberi nya berasa banget. Ucap Rere senang.

Entah apa yang harus Qilla lakukan sekarang, mau menolak tapi tidak enak, memakan nya juga tidak mungkin. Tapi ini adalah Aqilla Eunoia, manusia yang sangat sensitif dengan senyuman seorang ibu.

Baru saja Qilla ingin menyuap kue itu, tapi harus berhenti karna tangan putih dan dingin yang menahan sendok nya.

"Loh Gilang, apaan si, Qilla mau makan itu." Kata Rere kaget.

"Bu balik gih dicariin ayah ." Jawab Gilang tidak menjawab.

"Duh lupa ibu mau ambil minum ayah kan tadi, yaudah Qilla tante tinggal ya." Qilla yang masih kaget pun refleks mengangguk.

Setelah kepergian Rere Gilang melepas tangan nya kasar.

"Di sana ada kue yang lain, ini gua kasih ke Shea aja." Gilang merebut kue ditangan Qilla tanpa permisi lalu pergi begitu saja.

Qilla masih terdiam mencoba menyaring satu persatu kejadian yang sangat cepat tadi, Qilla tidak suka dengan perasaan nya sekarang, entah karna Gilang yang mengkhawatirkan nya atau Gilang yang terlalu peduli dengan Shea. Qilla ingin tahu jawaban nya, karna mungkin rasa yang datang bersama luka itu mulai hadir di hati nya.

𝓐 𝓖 𝓡

Hari Minggu, hari dimana seorang Arsenio Gilang harus menghabiskan waktu nya dengan hidup sehat sesuai aturan sang ibu.

"GILANG CEPET BANGUN." Teriak Rere dari lantai 1 rumah nya.

Gilang yang sedang asik tidur di bawah selimut nya menggeram kesal, jika tidak bangun dipastikan sang ibu akan langsung menyeret nya keluar sekarang juga.

"Den gilang ayo atuh bangun nanti si ibu marah." Ujar Bi Surti yang dari 30 menit lalu sudah berada di depan nya.

Gilang menendang selimut nya kasar, dengan mata yang belum sepenuh nya terbuka laki-laki itu memasuki kamar mandi untuk menyuci muka. Hanya butuh 10 menit untuk Gilang bersiap.

"Gilang minum susu dulu baru lari ya." u
Ucap sang ibu.

"Gilang masih ngantuk banget bu."

"Nanti kan bisa tidur lagi sekarang olahraga dulu biar sehat." Kata ibu.

"Manti sore aja Gilang nge gym sama anak-anak ya bu, sekarang tidur dulu." Rayu Gilang.

Rere menatap tajam sang anak. "Mminum susu nya abis itu lari 30 menit ."

ARSENIO GILANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang