A G R 14

27 2 0
                                    

XIV. Penculikan

"Lang kesurupan apaan si anjing kuping gua." Umpat Gavano kesal.

"Cabut No, Kumpulin semua anak suruh ke Markas Blackton sekarang." Titah Gilang yang tidak mungkin ditolak.

"Ada apaan si Lang?" Yanya Aitar penasaran.

"Bawa bawa nama Aqilla lagi."

"Woi anjing gua lagi ngomong malah kabur."

"BANGSAT REYNAR."

Gavano memejamkan matanya kesal. "Lama-lama jantungan gua asli."

"Kenapa?" Tanya Arkhan.

Dengan cepat Mars memberikan hp nya kepada Arkhan, gadis yang sangat dia kenal sedang duduk dengan tangan diikat dan tidak lupa darah segar yang mengalir di pipi putih nya.

"CABUT." Teriak Erlangga yang diikuti anak lainnya.

Dimarkas nya Reynar menatap Aqilla datar. "Cengeng."

"Mata lu sini gua colok, cengang cengeng lu pikir gak sakit monyet."

"Dikit lagi pahlawan lu dateng sabar aja, itu darah membantu juga ternyata." Kata Reynar.

Hanya butuh 15 menit sebelum Gilang menuju Basecamp Blackton.

"ANJING." Umpat Reynar saat keluar melihat anak buah nya sudah babak belur di tangan Gilang.

"Musyawarah dulu dong jangan asal gebuk aja." Ujar Reynar tengil.

"Mana Aqilla?" Tanya Gilang dingin.

"Satu, dua, tiga, empat ada 4 anggota gua yang babak belur-"
"Pertama lepasin orang yang gebukin Aitar, kedua gua tonjok lu sebagai balasan 4 angggota gua yang babak belur,baru gua kasih Aqilla." Lanjut nya.

"Bawa rombongan dia bos." Kata Daffin saat melihat rombongan Lakeswara yang mungkin ada sekitar setengah dari mereka.

"Santai, Aqilla masih di dalem." Reynar tersenyum senang Ia tahu Gilang tidak akan bisa berkutik, banyak laki-laki yang akan memilih melindungi Aqilla.

"Abisin aja langsung." Ucap Arkhan datar.

"Musyawarah dulu deh lo pada." Ledek Daffin.

"Diem lo bagong." Kesal Aitar.

"Nunggu apalagi si Lang." Arkhan tidak abis pikir tadi malam dia benar-benar menahan sabar saat Gilang bilang mereka akan membalas Blackton keesokan hari nya, lalu apa sekarang.

"Mana Aqilla?" Tanya Arthur dengan wajah yang sudah merah padam.

"Wah ketua osis cabut sekolah." Dibanding menjawab Reynar memilih memancing emosi laki-laki itu.

"Khan kita lepasin yang ngeroyokin Aitar." Ucap Gilang.

"Jangan lawak anjing." Kata Arkhan Marah.

"Aqilla didalem, Aitar masih ada di sini Khan."

"Lu pikir gua peduli." Arkhan memilih mengambil kayu dan memukul habis anggota Reynar yang sudah terkapal lemas.

"ARKHAN JANGAN BEGO MATI NTAR JADI PEMBUNUH." Teriak Aitar.

Butuh 4 orang untuk menahan Arkhan, dan butuh tatapan dua saudaranya untuk menghentikan kegilaan laki-laki itu.

Arkana menatap mata Arkhan yang hampir dipenuhi warna hitam. "Khan please, kalo Shea yang di dalem gimana." Bisik nya pelan.

"Khan, Kalo Jeje yang didalem lu tetep gini?" Tanya Aitar juga.

"Beda anjing." Jawab Arkhan.

Aitar menggeleng. "Sama Khan, dia cewe, gua udah gakpapa sumpah." Ucap nya mencoba membuat saudara nya itu tenang.

ARSENIO GILANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang