XI. Blackton
Gilang sampai dirumah nya sesuai dengan perintah sang ibu, Gilang tidak mengitari hampir seluruh blok dikomplek nya bisa pinsan jika dia harus melakukan itu.
"Anak ibu digodain berapa ibu-ibu komplek minggu ini?" Tanya Rere jail.
Gilang mendengus malas. "Jangan mulai deh bu."
Rere mencubit tangan Gilang gemas. "Cari pacar sana ih,anak-anak ibu komplek cantik cantik tau."
Tidak ingin lebih lama mendengar ocehan sang ibu yang berakhir menjadi perjodohan mendadak, Gilang memilih pergi ke kamarnya untuk membilas tubuh.
LAKESWARA
Daffin
AITAR DIKEROYOK ANAK BLACKTONErlangga
Sialan, sekarang dimana ?Gavano
basecamp masih bisa pulang si aitarErlangga
Kumpul di basecamp sekarang!Mars
akhirnya olahrga tinju jugaArkana
Lang Lang tolongin si Arkhan udah kesurupan
Mampus gua dicoret dari kk kalo tuh anak pulang bonyokArsenio
OTWGilang yang baru saja ingin beristirahat mengambil kunci motor nya kasar, Musuh bebuyutan nya itu memang tidak bisa tidak mencari masalah sehari saja.
"Loh mau kemana Gilang?" Tanya Rere.
"Basecamp bentar bu." Gilang mencium tangan dan pipi ibu nya lalu berjalan dengan terburu-buru.
"Pelan-pelan bawa motor nya ketua." Teriak Rere.
Dibanding harus melihat Arkhan membunuh orang yang mengeroyoki sodara nya, kali ini Gilang memilih untuk tidak mendengarkan ucapan Rere. Gilang melajukan motor nya dengan cepat bukan ke basecamp Lakeswara melainkan Sarang dimana anak Blackton berada.
Suara motor Gilang terdengar keras di kuping anak-anak Blackton yang seperti nya memang sudah menunggu kedatangan ketua Lakeswara, itu. Tidak jauh dari situ Arkhan sudah menginjak salah satu kepala anak buah dari musuh nya.
"Khan anak orang mati." Peringat Gilang.
"Berani juga lu dateng tanpa antek-antek." Ujar Reynar ketua dari Blackton dan musuh bebuyutan Gilang.
Gilang menatapnya tajam. "Gua bukan sampah kaya lu yang sukanya keroyokan." Jawab nya dingin.
"Aerahin aja anak buah lu yang buat temen gua babak belur."
"BANGSAT." Umpat Reynar kesal.
"Atau harus gua matiin dulu sampah ini." Arkhan menggesekan kaki nya, yang mana membuat kepala dari anak buah Reynar bergesekan dengan aspal.
Jika harus mendeskripsikan kondisi laki-laki itu, satu kata yang pasti, HANCUR, mata yang hampir tidak bisa dibuka, hidung dan bibir yang mengeluarkan darah, belum lagi wajah hancur yang mungkin akan meninggalkan luka bekas gesekan dengan aspal. Entah apa yang dipikirkan laki-laki itu sampai berani mendorong Singa yang sedang sangat kehausan akan mangsa.
Gilang menarik Arkhan kasar, jika dibiarkan lebih lama laki-laki yang membuka mata nya saja sudah susah itu mungkin akan benar-benar mati dibawah kaki Arkhan.
"lu gak harus jadi sampah kaya mereka untuk pembalasan." Ingat Gilang.
"Gua tunggu 24 jam untuk nyerahin orang nya, kalo enggak kepala lu gantinya." Setelah mengucapkan itu Gilang menarik paksa Arkhan pergi.
Reynar memang sangat membenci Gilang dan Lakeswara, tapi dia bukan laki-laki yang akan mengeroyok musuh nya.
"Siapa yang ngeroyok Aitar?" Tanya nya Dingin.
Tidak ada yang menjawab semua bungkam, Reynar tidak kalah menyeramkan dari Gilang jika sudah marah.
"Gak usah gua ulang kan apa yang tadi dia bilang, 24 jam klao enggak gua sendiri yang ngasih leher kalian." Tekan nya.
"Jangan gila Rey mereka beneran bisa mati kalo nyerahin diri ke kandang mereka." Ujar Daffin.
Reynar menarik baju Daffin kasar. "Gua paling benci dibilang sampah padahal gua gak melakukan itu."
"Tapi lu juga harus ngelindungi anggota lu, lu itu ketua." Balas daffin tak terima.
"Dan gua gak pernah ngajarin anggota gua untuk jadi pengecut sialan." Reynar mendorong Daffin kasar.
"Denger ini peringatan terakhir, jangan melakukan sesuatu tanpa perintah gua apalagi main kotor layak nya sampah, menjijikan." Anggota Blackton mau tak mau serentak mengangguk, Reynar tidak bisa dilawan jika menyangkut harga dirinya.
𝓐 𝓖 𝓡
Entah akan berapa lama lagi Arkhan memukuli samsak di depan nya.
"Dahan Khan istirahat dulu ntar lanjut." Ucap Aitar santai.
"Udah bonyok gitu masih bisa aja ngelawak bagong." Kesal Arkana.
"Gua gak kenapa-napa ini cuman tangan patah aja biasalah anak geng."
Plak , satu pukulan mendarat dengan keras di kepala Aitar
"Sakit anjir." Keluh nya.
"Cuman, otak lu sini gua rebus." Kesal Gavano.
Arkhan menatap Aitar kesal, entah berapa kali lagi laki-laki itu harus mengingatkan sodara nya untuk tidak melewati tempat musuh sendirian, Aitar memang handal dalam berkelahi, tapi dia bukan Gilang yang mampu meratakan Blackton walau seorang diri, Aitar bukan Arkhan yang tidak punya rasa iba sedikitpun jika itu mengenai musuh nya.
Aitar mengalihkan pandangan nya ngeri, tatapan Arkhan mungkin akan mengeluarkan laser sebentar lagi.
Lagi-lagi Arkhan menghela napas kasar. "Mau bilang apa sama papa."
"Biasanya juga papa cuman ngomel bentar Khan ini bukan pertama kali juga." Jawab Aitar.
"Beda Tar, beda, mikir dong anjing." Entah kenapa Arkana yang sedari tadi diam ikutan kesal melihat sodaranya itu.
"Sekarang cuman lu yang babak belur mau jawab apa gua sama Arkhan." Lanjutnya."Tarik napas dulu Na emosian aja lu mah." Kata Aitar santai.
"Bodo amat Tar gua tempeleng juga ginjal lu." Sewot Gavano.
"Duh pak ketua ini anggota nya emosian semua coba beliin eskrim setoko kali."
"Diem Tar." Kata Gilang datar.
"Jadi mau diapain Lang?" Tanya Erlangga serius.
"Tunggu gua kasih waktu 24 jam buat mereka dateng sendiri ke sini." Jawab nya.
"Kalo gak dateng?" Tanya Gavano.
"Patahin kepala ketua nya."
𝓐 𝓖 𝓡
Gilang kalo marah tambah ganteng :)
Kalo Arkhan marah tambah serem+bikin ga waras :)Aitar suka ngada ngada emang maapin dah dari lahir bawaan nya ngelawak mlu jadi bgitu dah.
Jangan lupa bestie vote,komen, sama share nya!!
Untuk kelancaran cerita ini bang Gilang dkk minta vote nya :) SEKIAN.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENIO GILANG
Teen Fiction"𝘼𝙠𝙪 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙢𝙚𝙢𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙖𝙠𝙝𝙞𝙧 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙖𝙝𝙖𝙜𝙞𝙖, 𝙖𝙩𝙖𝙪 𝙖𝙠𝙝𝙞𝙧 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙚𝙢𝙥𝙪𝙧𝙣𝙖. 𝙃𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙗𝙚𝙧𝙞𝙠𝙖𝙣 𝙖𝙠𝙝𝙞𝙧 𝙗𝙚𝙧𝙨𝙖𝙢𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙞𝙩𝙪 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙘𝙪𝙠𝙪𝙥" -𝘈𝘳𝘴𝘦𝘯𝘪𝘰 𝘎𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘙𝘢𝘨𝘦𝘯𝘥𝘳�...